kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perang dagang mendorong bisnis ekspor pipa baja Spindo


Selasa, 14 Mei 2019 / 19:05 WIB
Perang dagang mendorong bisnis ekspor pipa baja Spindo


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen pipa baja, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo berupaya meningkatkan segmen penjualan ekspor. Sampai saat ini para pelanggan produk Spindo ini diklaim manajemen terus bertambah.

Johannes Edward, Investor Relations ISSP bilang permintaan rutin selalu terjadi, yang terbaru setiap bulannya perusahaan bisa menyuplai 2.000 ton pipa ke salah satu pelanggan besar di luar negeri.

"Sifat pengirimannya pun di target berdasarkan jumlah, biasanya Pre Order untuk jangka 5-6 bulan, sehingga harga menyesuaikan (harga bahan baku) saat itu juga jadi tidak rugi," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5).

Spindo sekarang mayoritas pasar ekspor berada di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, Johannes mengatakan perseroan juga tengah mencoba menjajal pasar regional baru seperti Australia dan Asean.

Berkaca pada laporan keuangan kuartal-I 2019, penjualan ekspor masih menyumbang kecil bagi revenue namun kenaikannya terbilang tinggi. Segmen tersebut menyumbang 7% dari total revenue atau senilai Rp 85,00 miliar di kuartal-I 2019, namun tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 62,92 miliar.

Memanasnya perang dagang antara China-AS yang baru-baru ini saling membalas menaikkan bea masuk, juga menjadi salah satu concern perusahaan. Maka dari itu sejak tahun lalu Spindo telah memutuskan fokus memaksimalkan segmen ekspor.

"Walau sekarang belum tahu dampak dari situasi yang baru ini, mestinya berpeluang tambah besar ekspor kami," sebut Johannes. Yang menjadi concern perusahaan berikutnya soal fluktuasi kurs, dimana mata uang Rupiah tampak terus melemah.

Hal tersebut menjadi penting dimana pasokan bahan baku Spindo tidak hanya dari lokal namun sebagian besar berasal dari impor. Untuk itu terang Johannes, perusahaan tetap berusaha meningkatkan sales, agar tahan menghadapi kurs Spindo harus dapat memperbesar gross profit-nya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×