Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
Pelanggan dadakan itu di luar dari jadwal perawatan pesawat di sepanjang 2020. Booking dadakan tersebut bisa memanfaatkan jadwal perawatan pesawat Garuda dan Citilink yang berubah akibat utilisasi pesawat yang menurun.
Hanya saja, Tazar bilang seberapa kuat GMFI menerima limpahan booking tentu disesuaikan dengan kapasitas yang ada.
GMFI akan memaksimalkan 25 line yang ada dengan rincian, hanggar 1, 3, dan 4 di GMF Aero Asia dengan total 21 line, ditambah Merpati Maintenance Facility 2 line, Pondok Cabe 1 line, dan di Denpasar 1 line.
Adapun dampak dari adanya limpahan booking ini akan menambah komposisi perawatan dari luar negeri.
Baca Juga: Garuda Maintenance Facility (GMFI) kian gencar ekspansi ke luar negeri
Tazar memaparkan per-Desember 2019 komposisi pemeliharaan pesawat sebanyak 71% dari luar negeri atau non Garuda Group. "Kami harapkan komposisi 71% bisa bertambah, kemungkinan menjadi 85% nantinya," ujarnya.
Meski kontribusi perawatan pesawat dari luar negeri akan terjungkit, target pendapatan dan laba perusahaan di tahun ini masih sama dengan proyeksi yang sudah ditetapkan di awal tahun. Asal tahu saja GMFI memproyeksikan, pendapatan di 2020 tumbuh 5% year on year (yoy) sedangkan laba tumbuh 10% yoy.
Adanya penambahan perawatan pesawat dari luar negeri, GMFI telah melakukan langkah antisipasi agar tidak ada penyebaran Covid-2019 dari pesawat. Seperti yang diketahui, pesawat merupakan media yang berpotensi sebagai pembawa virus dari tempat lain.
Langkah antisipasi yang dilakukan adalah dengan perawatan kebersihan pesawat dengan metode disinfeksi.
Disinfeksi atau pembersihan dilakukan di seluruh area yang bersentuhan langsung dengan penumpang, seperti lavatory atau toilet pesawat, area seat, overhead compartement, dan galley pesawat.
Adapun GMFI menggunakan disinfektan yang telah direkomendasikan yakni Appled 3471 dan Isoprophyl dengan kadar alkohol 70%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News