kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.340.000   -1.000   -0,04%
  • USD/IDR 16.712   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.570   155,90   1,85%
  • KOMPAS100 1.188   24,76   2,13%
  • LQ45 863   17,67   2,09%
  • ISSI 300   6,15   2,09%
  • IDX30 447   6,81   1,55%
  • IDXHIDIV20 518   8,17   1,60%
  • IDX80 134   2,95   2,26%
  • IDXV30 137   1,51   1,12%
  • IDXQ30 143   2,38   1,69%

Perbaikan Tambang, Freeport Indonesia Hanya Sanggup Produksi Emas 28 Ton pada 2026


Senin, 24 November 2025 / 20:33 WIB
Perbaikan Tambang, Freeport Indonesia Hanya Sanggup Produksi Emas 28 Ton pada 2026
ILUSTRASI. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas. Freeport Indonesia (PTFI) memproyeksikan akan memiliki penurunan cukup drastis dari produksi emas mereka sepanjang tahun 2026.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) memproyeksikan akan memiliki penurunan cukup drastis dari produksi emas mereka sepanjang tahun 2026. Hal ini dikarenakan imbas gangguan akibat longsor material basah di tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025 lalu.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas sebelumnya menjelaskan bahwa perusahaan menargetkan produksi emas tahun ini dapat mencapai 33 ton, namun angka ini berpotensi terkoreksi. Berdampak juga pada target pada tahun depan yang hanya berada di angka 26 ton.

"Untuk lebih detail khususnya mengenai logam emas. Kalau kita lihat rencana proyeksi 2025 sampai 2029, ini akan sejalan dengan pemulihan tambang Grassberg Block Caving (GBC) mulai tahun 2027, yang direncanakan akan beroperasi penuh," ungkap Tony dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Senin (24/11/2025).

Baca Juga: Peraturan Turunan Ormas Kelola Tambang Terbit, Belum Ada Kejelasan untuk Muhammadiyah

Dia kemudian memproyeksikan perbaikan tambang bawah tanah tersebut rampung pada 2027, sehingga produksi emas diprediksi naik menjadi 39 ton.

Lalu, pada 2028, produksi emas Freeport diproyeksi meningkat ke level 43 ton, dan pada 2029 diprediksi stabil di level 43 ton.

Tony juga menjabarkan jika dilihat dari rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) perusahaan pada tahun 2026 yang diajukan sejak November 2025 untuk produksi katoda tembaga mencapai 700.000 ton. Namun, RKAB tersebut direvisi menjadi 478.000 ton untuk tahun 2026.

Asal tahu saja, pasca insiden yang menelan nyawa tujuh karyawannya tersebut, produksi di tambang terpaksa berhenti. Freeport juga harus memastikan terlebih dahulu bahwa tambang GBC benar-benar aman untuk berporduksi.

"Kalau (produksi) yang sekarang 70.000, (dengan kontribusi GBC) itu bisa 150 ribu. Jadi, porsi yang paling besar ini harus kita hentikan dulu sebentar. Sampai dia betul-betul aman, mulai bulan Maret 2026, baru kita akan mulai," ujar Tony.

Adapun, dengan kembalinya beroperasi area tambang GBC maka produksi di tahun 2027 ditargetkankan meningkat secara tajam.

Tony menegaskan, keselamatan menjadi faktor utama. Sehingga dalam memaksimalkan produksi, Freeport dapat mengoptimalkan area tambang sekitarnya seperti dua area lain yang tidak terdampak, yakni Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).

"Jadi cuma dua tambang ini yang bisa kita optimalkan sekarang ini," ucapnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Mengklaim Investasi Hulu Migas RI Tetap Menarik, Ini Buktinya

Selanjutnya: Prabowo Perintahkan Audit Total Rumah Sakit di Papua Usai Ibu Hamil Meninggal

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Selasa 25 November 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×