Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan minat investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia masih terjaga di tengah tren pelemahan global.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman menyampaikan, iklim investasi hulu migas RI justru menunjukkan daya tarik tersendiri meskipun pasar global sedang lesu.
“Kalau (yang turun) itu sebenarnya global, sebenarnya kalau kita lihat sekarang malah menarik. Bukan berarti kalau global turun, kita juga turun,” ujar Laode di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (24/11/2025).
Baca Juga: BUMN Berpotensi Garap Tambang LTJ, Timah (TINS) Ungkap Kesiapan
Laode mencontohkan ketertarikan Shell Plc yang kini dikabarkan bakal kembali masuk ke Indonesia. Perusahaan energi raksasa asal Eropa itu disebut tengah membidik peluang investasi baru di hulu migas RI. Namun, Laode belum merinci blok mana yang sedang diincar Shell.
“Kita tetap ditunjukkan oleh peningkatan produksi dan banyaknya seperti Shell kan mau balik lagi, tapi itu kan infonya menyusul,” katanya.
Informasi yang dihimpun dari SKK Migas menyebut Shell tengah mempelajari sejumlah prospek migas di Sulawesi Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Shell juga dikabarkan melakukan joint study dengan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (Kufpec) untuk lima lapangan potensial.
Pernyataan Laode sekaligus merespons pandangan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri yang sebelumnya menyoroti tren penurunan investasi hulu migas secara global.
Baca Juga: BPOM Resmi Terbitkan Izin Edar Obat Generik Berbahan Dydrogesterone
Berdasarkan catatan Kontan, Simon bilang tantangan di sektor hulu semakin berat karena investasi terus menurun, sementara biaya untuk menjaga tingkat cadangan semakin tinggi. Tekanan harga minyak global juga menekan margin usaha.
Di situasi ini, Simon menilai dukungan regulasi menjadi sangat penting untuk menjaga daya tarik investasi.
“Tanpa dukungan regulasi yang kuat, daya tarik investasi akan terus melemah dan tentunya ketahanan energi akan terancam,” tegasnya.
Simon menekankan, hulu migas perlu diposisikan sebagai lokomotif transformasi energi nasional, bukan sekadar ruang revisi aturan. Pertamina memandang penguatan hulu migas krusial untuk menambah cadangan, mempercepat pencapaian swasembada energi, serta menciptakan multiplier effect bagi perekonomian.
Selanjutnya: Tumbuh 232,75% per Oktober 2025, Lini Rekayasa Topang Pertumbuhan Premi Jasindo
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Selasa 25 November 2025: Cukup Signifikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













