Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Terminal Petikemas Koja (TPK Koja) menargetkan jumlah arus peti kemas di terminalnya bisa mencapai 1 juta TEUs (twenty-feet equivalent units) pada 2014. Demi mencapai target itu, perusahaan berencana memperluas lahan untuk kontainer sebanyak 3 hektare (ha).
General Manager TPK Koja Indra Hidayat Sani menyebut, saat ini, luas TPK Koja baru 22 ha, dan ditargetkan tahun depan menjadi 25 ha. "Perluasan lahan kami realisasikan kuartal IV-2013, dan diharapkan rampung pada 2014," ungkapnya, Kamis (20/12).
Selain itu, di periode yang sama TPK Koja juga akan menambah satu unit kontainer super post-Panamax quay crane, dan tiga rubber-tyred gantry crane (RGTC). Indra belum bisa menyebut nilai investasi untuk ekspansi ini.
Namun, sebelumnya, Hutchison Ports Indonesia (HPI) sebagai salah satu pemegang saham sudah menyiapkan dana sebesar US$ 40 juta untuk ekspansi TPK Koja. Dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan tahun 2012 sampai 2014. Selain di Indonesia, HPI juga mengoperasikan pelabuhan di Noterdam, Inggris, dan Malaysia.
Dengan ekspansi tersebut, Indra yakin, target 1 juta TEUs dapat tercapai pada 2014. “Saat ini, kapasitas masih 800.000 TEUs,” ujarnya.
Menurut Indra, akhir pekan ini, akan ada kapal NYK yang masuk. Sehingga sampai tutup tahun ini, arus peti kemas akan mencapai 805.000 TEUs. Sementara, tahun depan, arus petikemas di TPK Koja bisa menjadi 825.000 TEUs.
Saat ini, rata-rata gross cane rate (GCR) mencapai 28 pemindahan peti kemas per jam, dengan vessel operating rate (VOR) 56 pemindahan petikemas per jam. Produktivitas TPK Koja sudah meningkat dibanding tahun lalu, yaitu rata-rata GCR sebesar 22 pemindahan peti kemas per jam, dan VOR sebanyak 50 pemindahan peti kemas per jam.
Kata Indra, setelah perluasan lahan kontainer selesai pada 2014, maka GCR dapat meningkat jadi 30 pemindahan peti kemas per jam. Sementara, VOR akan naik menjadi 75 pemindahan peti kemas per jam.
Untuk memperbaiki kinerja dan menghemat waktu transaksi, TPK Koja juga memiliki fasilitas CargoLink, yaitu fasilitas pembayaran transaksi melalui perbankan. Saat ini, sudah bekerja sama dengan Bank CIMB Niaga. “Sistem ini mampu mempersingkat rata-rata dwelling time (masa penumpukan barang) di pelabuhan hingga lebih dari 50% dibanding sebelumnya,” jelas Indra.
Sekarang, TPK Koja memiliki enam perusahaan perkapalan yang menjadi pelanggan utama. “Kapal paling besar yang masuk ke sini dari OOCL (Orient Overseas Container Line, Ltd., asal Hongkong) dengan kapasitasnya 5.000 TEUs,” imbuh Indra.
Melihat arus peti kemas sejauh ini, dia memprediksi, tahun depan, perusahaan dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 8% -11%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News