kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Percepat proyek KA bandara, pemerintah perlu dukungan konsorsium BUMN


Rabu, 29 Juni 2011 / 13:12 WIB
Percepat proyek KA bandara, pemerintah perlu dukungan konsorsium BUMN
ILUSTRASI. Suasana Taman Alun-alun Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/9). Cuaca hari ini di Jawa dan Bali sebagian besar cerah dan cerah berawan, menurut prakiraan BMKG.


Reporter: Mia Winarti Syaidah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah menyatakan proyek kereta api Bandara Soekarno-Hatta yang ditargetkan rampung akhir 2013 masih membutuhkan bantuan operator badan usaha pendukung.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan menyebut, hal itu sesuai Peraturan Presiden Nomor 13/2010 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Proyek Infrastruktur. "Kita butuh konsorsium antar BUMN untuk mempercepat proyek KA bandara ini," katanya, disela-sela peninjauan proyek KA Bandara Selasa (28/6).

Tundjung menambahkan, dalam pembangunan proyek double track KA bandara itu, pemerintah hanya mampu membiayai pembangunan lintas Duri - Tangerang sepanjang 19,31 kilometer (km). "Kita menggelontorkan dana Rp 538,6 miliar untuk pembangunan lintasan itu, " ujarnya.

Lanjut Tundjung, konsorsium BUMN dibutuhkan untuk menyelesaikan kekurangan lintasan sepanjang 7 km dari Tanah Tinggi ke bandara Soekarno-Hatta yang membutuhkan dana sebesar Rp 280 miliar. "Itu baru hitungan kasar, karena belum termasuk sarana pendukung lainnya," paparnya.

Masalahnya, hingga kini peraturan presiden tentang konsorsium antar BUMN untuk proyek tersebut masih belum turun. "Minggu lalu kita sudah mengajukan lagi terkait konsorsium itu, dan kita targetkan akhir Juli ini Pepres tersebut sudah turun," jelas Tundjung.

Dalam proyek tersebut, BUMN yang dibutuhkan adalah kontraktor untuk pembangunan badan jalan KA, jembatan dan underpas. BUMN terkait teknologi informatika (TI) untuk elektrifikasi dan sintel. BUMN terkait pengadaan KA, dan BUMN terkait kelistrikan untuk kebutuhan listrik KA.

Dengan adanya konsorsium, Tundjung memastikan proyek KA bandara akan segera terealisasi. "Kalau sudah ditunjuk pemerintah, nantinya BUMN yang ditunjuk bisa menggandeng investor swasta manapun," ujarnya. Dengan demikian, dia berharap pembangunan lintasan double track sepanjang 7 km itu sudah bisa dimulai paling cepat 2012. "Semoga saja akhir 2013 KA bandara sudah bisa beroperasi," imbuhnya.

Direktur Angkasa Pura II Tri S. Sunoko, salah satu BUMN yang digandeng pemerintah dalam proyek tersebut, menyatakan telah siap bekejasama dalam proyek tersebut. "Kita sudah mengalokasikan tanah di antara terminal 1 dan 2, tanah tersebut sepenuhnya telah kita kuasai, untuk detilnya kita tunggu pepres dulu," ujarnya.

Menurut rencana, desain proyek rel bandara Soekarno-Hatta memiliki panjang 30,3 kilometer. Rel tersebut akan menghubungkan Stasiun Manggarai, Dukuh Atas, Tanah Abang, Duri, Angke, dan Pluit menuju bandara. Proyek yang awalnya ditargetkan beroperasi 2009 ini, tersendat-sendat sejak 2007 akibat pembengkakan biaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×