Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mempercepat kedaulatan di bidang pangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai merevitalisasi industri gula nasional. Untuk itu, pemerintah akan melakukan restrukturisasi menyeluruh terhadap bisnis gula PTPN Group.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya telah melakukan transformasi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk mendukung revitalisasi industri gula nasional dengan membentuk PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yakni gabungan 7 PTPN dan anak PTPN, serta 2 cucu perusahaan.
SGN akan menggarap lahan 700.000 hektare (ha) untuk ditanami tebu mulai tahun ini. Revitalisasi ditargetkan membawa Indonesia mencapai swasembada gula konsumsi tahun 2028.
Kick Off atau peresmian Revitalisasi Industri Gula Nasional telah dilakukan Menteri BUMN di perkebunan tebu Dusun Temugiring, Kabupaten Mojokerto.
Baca Juga: Per Oktober 2022, Penggilingan Tebu PTPN XI Telah Mencapai 109% Realisasi Tahun Lalu
“Salah satu program prioritas pemerintah menekankan pembangunan ekosistem, kita harus dapat mengatasi ketergantungan terhadap rantai pasok dunia, khususnya untuk sektor pangan dan energi. Sekarang terus mendorong bagaimana hilirisasi industri gula ini sudah menjadi kenyataan dan bukan hanya sekadar rencana,“ kata Erick dalam keterangan resminya, Kamis (13/10).
Peresmian tersebut menandai dimulainya penataan organisasi PTPN Group melalui pembentukan SGN atau SugarCo.
Dengan revitalisasi ini, produksi gula nasional ditargetkan naik secara bertahap dari saat ini 2,35 juta ton per tahun menjadi 4,73 juta ton sampai 5,7 juta ton per tahun.
Erick menyampaikan, transformasi dari Holding Perkebunan Nusantara sejatinya sudah berjalan dengan baik. Pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara (SugarCo), PT Sinergi Sawit Nusantara (PalmCo), dan PT Aset Manajemen Nusantara (SupportingCo).
SugarCO merupakan wujud dari akselerasi transformasi bisnis di Holding Perkebunan Nusantara yang berasal dari penggabungan aset-aset perusahaan perkebunan tebu milik PTPN Group, yakni PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN XIV.
Baca Juga: Petani Tebu Tak Yakin Swasembada Gula Tercapai pada 2025
Percepatan swasembada gula nasional dilakukan untuk sejumlah tujuan, yakni menjamin ketahanan pangan nasional, menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong industri, serta mendorong perbaikan kesejahteraan petani tebu.
Selain itu, peningkatan produksi tebu nasional, juga diharapkan akan beriringan dengan peningkatan produksi bioethanol berbasis tebu dalam rangka ketahanan energi, dan pelaksanaan energi bersih melalui penggunaan bahan bakar nabati (biofuel).
Sebagaimana Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 9 Tahun 2022 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), Pemerintah telah memasukkan integrasi Group Perkebunan Nusantara melalui pembentukan SugarCo, PalmCo, dan SupportingCo ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun 2022.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan, pihak telah menyusun rencana aksi, pencapaian, dan tindak lanjut terhadap integrasi PTPN Group, khususunya melalui SugarCo, guna mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 dan gula industri pada tahun 2030, peningkatan kesejahteraan petani tebu melalui peningkatan produktivitas dan rendemen, juga menjaga stok gula konsumsi untuk stabilisasi harga.
SugarCo, lanjut Abdul Ghani, merupakan wujud dari akselerasi transformasi bisnis di holding klaster perkebunan dan kehutanan, selain PalmCo dan SupportingCo. Sebagai entitas tunggal dari 36 pabrik gula (PG) milik PTPN Group, SugarCo, akan menjadi perusahaan gula terbesar di Indonesia dengan proyeksi pengembangan lahan tebu nasional dengan berkolaborasi dengan Perhutani dan petani tebu hingga mencapai 700 ribu hektare di 2030 mendatang.
Abdul Ghani mengatakan, pada tahun 2021 produksi gula kristal putih (GKP) Nasional sebesar 2,35 juta ton dengan kebutuhan konsumsi gula nasional sebesar 3,12 juta ton. Dengan demikian, sisa kebutuhan gula nasional terpaksa harus dipenuhi melalui imporsebesar 1,04 juta ton setara GKP.
Baca Juga: Pemerintah Integrasikan PTPN Untuk Revitalisasi Industri Gula dan Hilirisasi Sawit
Namun, ia optimistis jika SugarCo sudah memiliki luas lahan sebagaimana yang ditargetkan maka akan mampu menguasai 60%-70% pasar gula nasional.
Sejalan dengan peningkatan produktivitas gula, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi, Abdul Ghani yakin pihaknya bisa meningkatkan potensi produksi bioethanol berbasis tebu dengan target sebanyak 1,2 juta kiloliter di tahun 2030.
Hal ini menjadi penting untuk substitusi kebutuhan impor minyak mentah yang dapat digunakan untuk bauran energi kendaraan yang ramah lingkungan.
Langkah PTPN Group dalam pengembangan bioethanol, sejalan dengan sustainable energy transition yang menjadi salah satu agenda prioritas G-20 di Bali, selain global health architecture dan digital transformation.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News