kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Percepat Swasembada, Kementerian BUMN Mulai Revitalisasi Industri Gula Nasional


Kamis, 13 Oktober 2022 / 09:08 WIB
Percepat Swasembada, Kementerian BUMN Mulai Revitalisasi Industri Gula Nasional
Truk pengangkut tebu bongkar muatan di Pabrik Gula Glenmore, PTPN XII, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Percepat Swasembada, Kementerian BUMN Mulai Revitalisasi Industri Gula Nasional.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan, pihak telah menyusun rencana aksi, pencapaian, dan tindak lanjut terhadap integrasi PTPN Group, khususunya melalui SugarCo, guna mewujudkan swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 dan gula industri pada tahun 2030, peningkatan kesejahteraan petani tebu melalui peningkatan produktivitas dan rendemen, juga menjaga stok gula konsumsi untuk stabilisasi harga. 

SugarCo, lanjut Abdul Ghani, merupakan wujud dari akselerasi transformasi bisnis di holding klaster perkebunan dan kehutanan, selain PalmCo dan SupportingCo. Sebagai entitas tunggal dari 36 pabrik gula (PG) milik PTPN Group, SugarCo, akan menjadi perusahaan gula terbesar di Indonesia dengan proyeksi pengembangan lahan tebu nasional dengan berkolaborasi dengan Perhutani dan petani tebu hingga mencapai 700 ribu hektare di 2030 mendatang.

Abdul Ghani mengatakan, pada tahun 2021 produksi gula kristal putih (GKP) Nasional sebesar 2,35 juta ton dengan kebutuhan konsumsi gula nasional sebesar  3,12 juta ton. Dengan demikian, sisa kebutuhan gula nasional terpaksa harus dipenuhi melalui imporsebesar 1,04 juta ton setara GKP.  

Baca Juga: Pemerintah Integrasikan PTPN Untuk Revitalisasi Industri Gula dan Hilirisasi Sawit

Namun, ia optimistis jika SugarCo sudah memiliki luas lahan sebagaimana yang ditargetkan maka akan mampu menguasai 60%-70% pasar gula nasional. 

Sejalan dengan peningkatan produktivitas gula, baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi, Abdul Ghani yakin pihaknya bisa meningkatkan potensi produksi bioethanol berbasis tebu dengan target sebanyak 1,2 juta kiloliter di tahun 2030. 

Hal ini menjadi penting untuk substitusi kebutuhan impor minyak mentah yang dapat digunakan untuk bauran energi kendaraan yang ramah lingkungan. 

Langkah PTPN Group dalam pengembangan bioethanol, sejalan dengan sustainable energy transition yang menjadi salah satu agenda prioritas G-20 di Bali, selain global health architecture dan digital transformation. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×