Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Perusahaan analisis pasar Frost & Sullivan memperkirakan, kebutuhan masyarakat akan low cost carrier (LCC) di kawasan Asia Pasifik akan terus meningkat.
Eugene van de Weerd, Country Director Frost & Sullivan Indonesia menjelaskan faktor yang akan mendorong hal tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, jaringan internet yang digunakan sebagai saluran distribusi, tenaga kerja yang murah, serta rendahnya biaya sewa pesawat saat ini.
"Indikasi makro ekonomi yang baik dan pasar pariwisata yang menjanjikan telah membuat prospek dari sektor ini menjadi semakin melambung. Dengan meningkatnya pendapatan, permintaan untuk layanan penerbangan juga akan meningkat. Dengan semakin tingginya load factor, maka keuntungan dari maskapai penerbangan akan meningkat," kata Eugene, Rabu (26/5).
Analisis yang dilakukan Frost & Sullivan menyimpulkan bahwa pasar LCC di Asia Pasific diharapkan meningkat dengan jumlah penumpang lebih dari 116 juta pada 2008 menjadi 217 juta pada 2012.
"Turunnya harga sewa dan nilai pasar pesawat merupakan pemicu utama untuk pertumbuhan pasar LCC di Asia Pasifik. Rendahnya sewa pesawat terbang akan mengurangi biaya pesawat dari suatu maskapai penerbangan, dan meningkatkan keuntungan LCC," tambahnya.
Menurut Eugene, analisis yang dilakukan perusahaannya menunjukkan pasar LCC telah meningkat dari 1,1% pada 2001 menjadi 14% pada tahun 2008. Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi positif antara permintaan layanan udara dan tingkat aktivitas ekonomi.
"Namun faktor penekan keuntungan maskapai yang mengoperasikan LCC terletak pada tingginya harga bahan bakar. Biaya bahan bakar mendekati 40% dari pendapatan LCC. Karena itu kenaikan harga minyak mentah akan berdampak buruk pada keuntungan LCC," jelasnya.
Selain harga minyak mentah yang tinggi, kurangnya infrastruktur bandara juga berpengaruh bagi maskapai LCC. Karena biaanya LCC tidak beroperasi di bandara utama. Sehingga bisa menghemat biaya ground handling yang lebih rendah dibandingkan biaya ground handling bandara utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News