Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perekonomian di Indonesia yang belum stabil cukup menggoyang penjualan kendaraan komersial. Di rentang Januari-April 2014, pasar segmen ini drop 5,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Rizwan Alamsjah, Marketing Director of MFTBC Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), menjelaskan, ada beberapa alasan penyebab penrunan.
Antara lain, sektor komoditas perkebunan yang stagnan, pertambangan turun drastis, suku bunga bank meningkat. Ditambah 2014 merupakan tahun pemilu, sehingga banyak konsumen menunda pembelian kendaraan komersial.
”Tanda-tandanya sudah ada sejak tahun 2013 lalu, pasar kendaraan komersial turun 2,9% dibanding 2012. Pengaruh penurunan komoditas dan perekonomian cukup besar terhadap pertumbuhan kendaraan komersial,” ujar Rizwan, Senin (3/6), di kantor pusat KTB, Pulomas, Jakarta Timur.
Meski demikian, Rizwan kembali menegaskan bahwa truk-truk KTB bertahan sebagai pemimpin pasar, bahkan mencetak pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang lesu.
Januari-April 2014 total penjualan Fuso dan Colt Diesel mencapai 51.000 unit dengan pangsa pasar sekitar 47,8%. Pertumbuhannya sekitar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Bahkan ketika pasar tahun lalu drop, penjualan truk dan kendaraan komersial ringan KTB naik 4,3%.
Barang konsumsi
Ternyata ada kuncinya. KTB lebih fokus untuk mendampingi konsumen pengguna kendaraan komersial di sektor barang konsumsi, misalnya sektor pengiriman produk sehari-hari, mobil dan sepeda motor, serta kargo atau paket.
Saat ini, sektor tersebut, menurut Rizwan, menyumbang penjualan kendaraan komersial sekitar 80 persen. Sisanya komoditas perkebunan dan pertambangan.
Demi memenuhi permintaan sektor ini, KTB memberikan pilihan baru untuk truk medium dengan sasis lebih panjang. Fuso FM 517 HL Long 4X2 dan FN 517 ML2 Super Long 6X2, yang baru diluncurkan adalah salah satu jawaban untuk mempertahankan tren positif di tengah pasar kendaraan niaga yang lesu. (Donny Apriliananda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News