Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini PT Toba Pulp Lestari Tbk masih melanjutkan pengerjaan proyek peremajaan pabrik yang proses pembangunannya dimulai pada 8 Agustus 2018 silam. Mulia Nauli, Direktur Toba Pulp Lestari menyampaikan dilakukannya peremajaan pabrik ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja, mengurangi emisi, dan penggunaan energi.
“Seluruh pekerjaan fondasi telah selesai dan 5 digester baru terpasang berserta fasilitas lainya. Progress pengerjaan hingga saat ini telah mencapai 58.5%,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/2). Adapun target penyelesaian peremajaan pabrik ini pada semester dua tahun ini.
Catatan Kontan.co.id, cooking plant miliki emiten berkode saham INRU ini memiliki ukuran 75 x 33 meter dan dilengkapi teknologi terkini. Pabrik ini nantinya bisa memproses serpihan kayu eucalyptus dengan sistem cold blow. Suhu yang dibutuhkan untuk melakukan proses memasak serpihan kayu hanya di bawah 100 derajat celcius.
Sistem tersebut menggunakan teknologi non-condensable gas, sehingga bau yang dihasilkan dapat berkurang secara signifikan menuju zero smell. Teknologi yang digunakan pabrik ini akan semakin ramah terhadap lingkungan.
Sistem terbaru ini akan melakukan penghematan penggunaan listrik hingga 9%, yang dapat menjadikan kualitas hasil pemasakan bubur pulp 15% lebih baik, dan penggunaan steam yang berkurang hingga 33%.
Guna membangun pabrik ini, kata Mulia, INRU membutuhkan dana sebesar US$ 110 juta. Kegiatan ini sebagai komitmen INRU guna meningkatkan kinerja dan fasilitas produksi agar semakin ramah lingkungan. “Menuju ke zero smell, sementara kalau untuk kapasitas produksi akan tetap sama,” sebutnya.
Ia menyampaikan bahwa tahun ini belum berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik. Selain menyelesaikan peremajaan pabrik, saat ini yang menjadi fokus INRU juga meningkatkan program-program kemitraan dengan masyarakat. Saat ini INRU juga sedang mengupayakan kemitraan hutan kemasyarakatan sehingga mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dengan masyarakat.
“Ini untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar operasional dengan program community development yang memberikan dampak nyata. Cooking plant yang baru dan menggunakan teknologi tinggi diharapkan dapat meningkatkan kinerja pabrik agar semakin ramah lingkungan,” paparnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi, mulai pada 20 Februari ini mereka mengalihkan produksi dari pulp-dissolving grade menjadi pulp kertas. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan kondisi pasar dan ketersediaan bahan baku serta faktor-faktor lainnya. Namun managemen juga terus memperhatikan kondisi pasar untuk memutuskan apakah mereka akan memproduksi pulp kertas atau pulp-dissolving grade.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News