Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Untuk meningkatkan produksi madu di dalam negeri, Perum Perhutani menyediakan 18.000 hektare (ha) yang dibagi dalam tiga klaster. Setiap klaster lahan memiliki luas 6.000 ha. Perhutani akan menggunakan lahan miliknya yang ada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk pengembangan hutan pakan ternak lebah ini.
Hal itu diungkapkan Direktur Utam Perhutani Mustoha Iskandar saat ditemui di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa (26/1). Ia bilang, penyusutan lahan yang menjadi pakan ternak telah membuat produksi madu nasional berkurang drastis. "Bahkan Perhutani sendiri juga masih mengimpor madu," ujar Mustoha.
Mustoha yang juga Ketua Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) mengatakan, hingga saat ini rata-rata konsumsi madu masyarakat Indonesia masih sangat rendah antara 15 gram-20 gram per kapita per tahun. Angka tersebut masih sangat minim bila dibandingkan dengan rata-rata konsumsi madu di negara lain yang mencapai 100 gram per tahun.
Ia bilang, saat ini terjadi penurunan pakan lebak lantaran banyak hutan yang sudah dirambah. Akibatnya, pakan lebah berkurang drastis yang turut berdampak pada produksi madu yang terus menurun. Itulah sebabnya, produksi pakan ternak lebah dalam negeri perlu dikembangkan.
Saat ini, jumlah petani hutan lebah mencapai 5.300 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di seluruh pulau Jawa dan Madura. Karena banyaknya petani tersebut, pihaknya merasa tidak kesulitan dalam memenuhi permintaan ekspor, kecuali masalah pakan.
Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hadi Daryanto menuturkan untuk mengembangkan produksi madu perlu adanya identifikasi dan pemetaan kekutan perlebahan Indonesia, sehingga kongkres API nantinya bisa membangun perencanaan yang baik berbabsis data yang akurat tentang potensi kekuatan perlebahan Indonesia.
Ia menambahkan, madu sebagai salah satu hasil perlebahan paling utama, perlu mendapatkan perhatian serius karena pasokan madu domestik terancam menyusut seiring perambahan hutan yang semakin meluas dan konversi lahan pertanian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News