kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Industri Hulu Bauksit Terhambat Kesepakatan Harga Patokan Mineral


Minggu, 04 Mei 2025 / 12:18 WIB
Industri Hulu Bauksit Terhambat Kesepakatan Harga Patokan Mineral
ILUSTRASI. Pelaku usaha di sektor hulu bauksit, khususnya penambang masih berhadapan dengan kendala kesepakatan harga jual berdasarkan Harga Patokan Mineral. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/aww.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha di sektor hulu bauksit, khususnya penambang masih berhadapan dengan kendala kesepakatan harga jual berdasarkan Harga Patokan Mineral (HPM) dengan para pemilik pihak pengolahan dan pemurnian (smelter).

Menurut Ronald Sulistyanto, Ketua Umum Asosiasi Bauksit Indonesia (ABI), hingga saat ini telah banyak dari penambang terpaksa menghentikan kegiatan operasional karena belum tercapainya kesepakatan ini.

"Penambang terpaksa menghentikan kegiatan operasional, meskipun pemerintah telah menetapkan HPM sebagai acuan resmi untuk menciptakan transaksi yang adil dan berimbang di dalam negeri," ungkap Ronald dalam keterangan yang diterima Kontan, Sabtu (03/05).

Ronald menambahkan, beban pada penambang bauksit berbeda dengan perkembangan hilirisasi bauksit dalam bentuk smelter alumina.

Baca Juga: Kementerian ESDM Beberkan 7 Proyek Smelter Bauksit Masih Mangkrak, Ini Daftarnya

Asal tahu saja, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat hingga kuartal I tahun 2025 sudah ada empat smelter alumina yang beroperasi komersial, menunjukkan tren positif atas keberhasilan kebijakan hilirisasi dengan beroperasinya sejumlah smelter di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau.

"Hal ini merupakan hasil dari kebijakan hilirisasi yang secara konsisten dijalankan pemerintah sejak larangan ekspor bijih bauksit diberlakukan pada Juni 2023 yang merupakan bagian dari proses transisi kebijakan yang telah dirancang sejak lama," kata dia.

Dalam catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) produksi bijih bauksit nasional sempat menyentuh angka 31,8 juta ton pada tahun 2022.

Namun, sejak diberlakukannya pelarangan ekspor pada Juni 2023 angka tersebut menurun menjadi 19,8 juta ton dan semakin menurun pada tahun 2024 menjadi 16,8 juta ton.

Baca Juga: Pemerintah Percepat Hilirisasi Bauksit, ANTAM dan BAI Jadi Motor Produksi Alumina

"Tetapi ESDM tetap optimis angka tersebut akan pulih seiring beroperasinya smelter imbas kebijakan hilirisasi yang sudah berjalan selama ini," jelasnya.

Meski begitu, sektor hulu bauksit masih berjuang agar mendapatkan harga jual yang layak terhadap para pemegang smelter. Hal ini, kata Ronald, dibutuhkan agar kegiatan produksi dapat kembali berjalan secara berkelanjutan dan pasokan bahan baku ke industri hilir tetap terjaga.

"Keberlanjutan usaha penambangan menjadi sangat penting, salah satunya melalui harga jual yang layak, yakni dengan adanya margin yang wajar, di atas biaya operasional," tutupnya. 

Selanjutnya: 6 Cara Mengatasi Kebiasaan Anak yang Suka Pilih-Pilih Makanan atau Picky Eater

Menarik Dibaca: 7 Strategi Cerdas Mengelola Keuangan bagi Calon Mahasiswa di 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×