Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kosmetika Indonesia tengah berkembang pesat, didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya produk perawatan yang aman dan bermutu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Reni Yanita menyampaikan bahwa pasar kosmetik di Indonesia saat ini berada dalam kondisi ekspansif. Hal ini terlihat pada data total pendapatan industri kosmetik, yang dalam kurun waktu 2021--2024 diperkirakan mengalami total kenaikan 48%, yakni dari USD1,31 miliar atau sekitar Rp21,45 triliun di 2021, menjadi USD1,94 miliar atau sekitar Rp31,77 triliun di 2024
Salah satu tren yang mencuat dalam beberapa tahun terakhir adalah maklon kosmetik, di mana perusahaan kosmetika bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memproduksi produk-produk kecantikan sesuai dengan spesifikasi dan merek yang diinginkan. Dalam konteks ini, Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia) memandang bahwa baik pemberi kontrak maupun penerima kontrak harus memegang peran penting dalam mendorong industri kosmetik agar tumbuh secara berkelanjutan.
Menurut Ketua Umum Perkosmi, Sancoyo Antarikso, industri maklon kosmetik memiliki potensi besar untuk berkembang, terutama dengan semakin banyaknya perusahaan kosmetika yang memilih jalur maklon untuk memproduksi produk mereka. Namun, Sancoyo menekankan bahwa untuk memastikan perkembangan yang sehat, kedua belah pihak—pemberi kontrak dan penerima kontrak—harus menjalankan peran mereka dengan baik.
Baca Juga: Industri Kosmetik Dilirik Mancanegara, Asosiasi Soroti Hal Ini
"Jika perusahaan pemberi kontrak dan penerima kontrak mematuhi regulasi yang ada, berinovasi secara berkelanjutan, dan meluncurkan produk yang aman serta bermutu, maka ini akan membantu pertumbuhan industri kosmetik secara umum," kata Sancoyo kepada KONTAN, Kamis (5/12).
Namun, Sancoyo juga menegaskan pentingnya untuk tidak mengambil jalan pintas dengan melanggar peraturan yang berlaku. "Kami selalu mengingatkan anggotanya untuk tidak melanggar aturan demi keuntungan jangka pendek. Kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang ditetapkan oleh BPOM sangat penting untuk menciptakan produk yang dapat dipercaya oleh konsumen," tambahnya.
Sebagai wadah bagi hampir 700 perusahaan kosmetika di Indonesia, Perkosmi berperan aktif dalam mengedukasi anggotanya untuk mengikuti standar produksi yang tinggi. Organisasi ini juga menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk BPOM, untuk meningkatkan kapasitas anggotanya dalam aspek kualitas dan inovasi.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Perkosmi adalah dengan menyelenggarakan Indonesian Cosmetic Ingredients (ICI) Expo and Seminar, yang menjadi ajang penting bagi para pelaku bisnis kosmetik untuk memperkenalkan tren bahan baku, bahan kemasan, mesin, serta teknologi terbaru dalam produksi kosmetika. Tahun 2025 mendatang, ICI Expo akan diadakan dua kali, yaitu pada bulan Mei di Jakarta dan Oktober di Surabaya.
"Melalui ICI, kami berharap dapat memberikan wawasan terbaru kepada pelaku industri kosmetika, baik tentang tren global maupun lokal, agar mereka dapat terus mengembangkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar yang semakin canggih dan terinformasi," ujar Sancoyo.
Pasar kosmetik Indonesia memang tengah mengalami pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh faktor demografis, dengan jumlah penduduk muda yang semakin besar, serta digitalisasi yang memungkinkan konsumen untuk lebih cerdas dalam memilih produk. Hal ini menciptakan peluang bisnis yang semakin luas bagi industri kosmetika, termasuk dalam sektor maklon.
Sancoyo optimis, dengan semakin banyaknya perusahaan kosmetika yang menjalankan inovasi dan memenuhi regulasi, industri kosmetika Indonesia dapat semakin bersaing di pasar global. "Industri ini tidak hanya berkembang, tetapi juga semakin canggih dan siap untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang," pungkasnya.
Baca Juga: Martina Berto (MBTO) Berhasil Membalikkan Kerugian Menjadi Laba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News