Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memperkuat bisnis data center dengan menjalin kerja sama strategis dengan Singtel, perusahaan telekomunikasi terkemuka di Asia.
Inisiatif ini direalisasikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dan CEO Singtel Group Yuen Kuan Moon, disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir di Kementerian BUMN (14/4).
Turut hadir menyaksikan di Kementerian BUMN, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam. Terdapat dua Nota Kesepahaman yang ditandatangani yakni kolaborasi untuk pengembangan bisnis data center regional serta integrasi layanan fixed dan mobile broadband, atau yang juga disebut Fixed Mobile Convergence (FMC).
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, TelkomGroup saat ini tengah melakukan konsolidasi bisnis data center guna menjawab tantangan transformasi digital ke depan. Regional data center merupakan kelanjutan dari strategi konsolidasi data center ini sekaligus menjadi bukti komitmen untuk menjawab kebutuhan sekaligus menangkap peluang agar dapat membuka jalan perusahaan untuk menjadi global scale data center player.
Baca Juga: Saham Telekomunikasi Nyaring Jelang Lebaran
“Tentunya, upaya tersebut membutuhkan kemitraan strategis dengan operator yang telah terbukti memiliki kapabilitas dan reputasi yang mumpuni. Singtel dengan kekuatan dan pengalamannya menjadi salah satu mitra strategis dan tepat bagi Telkom dalam mengembangkan bisnis data center regional ini,” ungkap Ririek dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (17/4).
CEO Singtel Group Mr. Yuen Kuan Moon menjelaskan, seiring dengan pesatnya digitalisasi bisnis, dan dengan meningkatnya adopsi IoT, artificial intelligence, dan 5G di seluruh regional, permintaan akan data center berkualitas tinggi terus meningkat. “Kemitraan ini merupakan langkah penting bagi pengembangan strategi data center kami melalui aset terbaik, kompetensi, dan network yang dimiliki oleh dua perusahaan pemimpin pasar data center di Indonesia dan Singapura,” ungkapnya.
Yuen Kuan Moon menambahkan, sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN, Indonesia merupakan pangsa pasar strategis dari bisnis data center yang dapat memperluas footprint platform kami di tiga lokasi dengan pertumbuhan tercepat di kawasan yakni Indonesia, Singapura, dan Thailand. Platform ini akan mendukung kebutuhan transformasi digital dari pelanggan yang ingin menjangkau Indonesia, dan sekaligus juga menyediakan platform bagi bisnis di Indonesia untuk menjangkau ke luar negeri. “Kami berharap dapat memperluas kerjasama jangka panjang dengan TelkomGroup untuk mengkapitalisasikan tren yang menguntungkan dan peluang pasar yang luar biasa,” tambahnya.
Selain pengembangan bisnis data center, Telkom dan Singtel juga menjajaki kerja sama implementasi integrasi bisnis fixed dan mobile broadband. Integrasi bisnis ini sudah mulai dijalankan Telkom melalui sinergi layanan IndiHome dengan Telkomsel.
Sejalan dengan arahan Kementerian BUMN, integrasi kedua bisnis tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk memperoleh pengalaman digital terbaik dalam menikmati layanan internet dan bundlingnya serta kemudahan-kemudahan lain dari layanan TelkomGroup di mana saja. Inisiatif ini nantinya akan mempertahankan kepemimpinan TelkomGroup di portofolio bisnis broadband, di mana Telkom akan fokus pada segmen B2B dan Telkomsel fokus pada segmen B2C.
“Dengan layanan broadband yang semakin seamless, serta tumbuhnya ekosistem bisnis dan kekayaan data yang mengikutinya akan membuka peluang-peluang bisnis baru khususnya di era digital melalui pengembangan bisnis e-commerce, content streaming, big data, social network, dan Internet of Things. Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan, stakeholders, dan masyarakat,” kata Ririek.
Langkah Telkom ini diakui perusahaan untuk menangkap peluang kebutuhan data center di dunia secara strategis yang diperkirakan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Terlebih lagi, Asia Tenggara diproyeksikan menjadi kawasan dengan pertumbuhan bisnis data center tercepat dengan tingkat pertumbuhan tahunan di atas 20% hingga tahun 2024. Sehingga, Telkom berupaya menangkap peluang bisnis data center tersebut, tidak hanya di market nasional, tetapi juga di market regional dan global.
Sebagai informasi, Telkom kini memiliki serta mengelola 27 data center baik dalam maupun luar negeri termasuk Hyperscale Data Center (HDC) berkapasitas total 75 MW dan mampu menampung 10 ribu rak, di mana tahap pertama dengan kapasitas 22 MW ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II/2022. Data center ini nantinya ditujukan tidak hanya untuk perusahaan dan instansi di Indonesia tapi juga perusahaan asing hingga global player.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News