kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Permintaan global masih mengerek harga CPO


Kamis, 25 Agustus 2011 / 10:21 WIB
Permintaan global masih mengerek harga CPO
ILUSTRASI. Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) memasang tanda silang antar saf di Masjid Agung Al Ukhuwah, Bandung, Jawa Barat, Senin (1/6/2020).


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Sejak awal tahun sampai dengan sekarang, harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) cenderung melandai. Kekhawatiran krisis Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan makin menekan harga CPO.

Namun Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono berpendapat lain. Joko mengatakan, longsornya harga CPO hanya sementara saja alias hanya berfluktuasi kecil. Permintaan global yang masih tinggi akan mengerek kembali harga CPO.
"CPO adalah basic needs dan ini akan tetap menjadi prioritas," terangnya, Rabu (24/8). Ia berharap, harga CPO tidak akan turun menjadi di bawah US$ 1.000 per ton.

Sepanjang tahun ini, harga CPO dunia tertinggi mencapai US$ 1.250 per ton. Kondisi ini terjadi pada bulan Maret. Pada bulan berikutnya, yakni Juli, ata-rata harga CPO juga masih di atas US$ 1.100 per ton. Meski ada kecenderungan turun, kemarin, harga kontrak CPO di bursa Malaysia kembsedikit membaik mencapai US$ 1.046,52 per ton.

Joko memperkirakan harga CPO hingga akhir tahun bisa mencapai US$ 1.100 per ton. Harga ini lebih baik dibandingkan dengan harga rata-rata CPO pada tahun lalu yang sekitar US$ 900 per ton.

Penurunan harga ini berimbas kepada harga kelapa sawit di tingkat petani. Harga sawit di tingkat petani Rp 1.530-Rp 1.600 per kilogram tandan buah segar. "Meski harga turun, petani masih diuntungkan karena produksi terus naik," imbuh Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKSI), Asmar Arsyad.

Joko bercerita, harga tandan buah segar sawit petani juga tidak berbanding lurus dengan harga CPO internasional. Sebab, terdapat bea keluar (BK) CPO yang mengakibatkan harga petani lebih rendah. "Karena harga tandan buah segar petani didasarkan harga net dalam negeri, yakni setelah dipotong BK," jelasnya.

Sebelumnya, Kementrian Perdagangan (Kemendag) memutuskan Bea Keluar (BK) CPO untuk bulan September tak berubah dari bulan lalu, yakni 15%. Harga patokan ekspor CPO yang digunakan adalah US$ 1.013 per ton. Sedangkan harga referensi untuk penentuan BK CPO bulan September adalah US$ 1.085,14 per ton. Harga tersebut turun dibandingkan harga pada Agustus yang sebesar US$ 1.089,37 per ton.

Meski harga CPO cenderung turun, Gapki melihat peluang kenaikan masih ada. Sebab permintaan CPO secara global tahun ini naik dibandingkan dengan tahun lalu. "India dan China kebutuhannya meningkat karena penduduk makin bertambah," Joko.

Pada tahun lalu, permintaan dunia CPO mencapai 48 juta ton, sedang tahun ini naik 3 juta ton menjadi 51 juta ton. "Kebutuhan CPO tersebut akan berasal dari Indonesia yaitu sekitar 22,5 juta ton, Malaysia 17 juta ton dan sisanya adalah negara lainnya," papar Joko.

Begitu pula dengan minyak nabati atau vegetable oil. Joko mengatakan, tahun ini permintaan akan menanjak sekitar 6,2 juta ton dari tahun lalu, menjadi 171,2 juta ton. "Namun, untuk vegetable oil, tambahan pasokannya cuma 5,5 juta ton," imbuhnya. Menurut Joko, yang mengerek permintaan minyak nabati ini adalah konsumsi global, bukan domestik.

Kenaikan permintaan global juga diperkirakan akan ikut mengerek kenaikan kinerja ekspor CPO. Tahun ini, Gapki menargetkan ekspor CPO bisa tembus hingga 17 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari ekspor tahun lalu yang hanya sekitar 15,6 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×