Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NUSA DUA. Industri kelapa sawit akan terus mencatatkan pertumbuhan. Hal ini didorong oleh kenaikan permintaan dari dalam negeri dan luar negeri.
Achmad Suryana, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian mengatakan, tingkat permintaan domestik akan tetap tinggi. Ia memprediksi permintaan kelapa sawit di dalam negeri rata-rata mengalami kenaikan 2,2% hingga 2,5% per tahun dalam lima tahun ke depan.
"Permintaan terbesar ditopang oleh industri berbahan baku minyak sawit non makanan," kata Suryana di sela-sela konferensi internasional ke-8 minyak kelapa sawit, Kamis (29/11). Suryana menjabarkan, pertumbuhan industri berbahan baku minyak sawit non makanan (sabun, kosmetik, pasta gigi, energi) sebesar 3%. Sedangkan untuk permintaan industri berbahan baku minyak sawit untuk produk makanan akan tumbuh sebesar 2%.
Di pasar domestik, permintaan CPO tumbuh sekitar 5% dari 6,2 juta ton pada 2011 menjadi 6,5 juta ton pada 2012.
Demi meningkatkan permintaan di dalam negeri, Menteri Pertanian, Suswono mengatakan pemerintah akan terus mengembangkan industri hilir kelapa sawit. Ia bercita-cita ke depannya pasar domestik akan lebih potensial ketimbang dengan pasar ekspor. Sebab pasar ekspor lebih rawan terhadap sensitifitas harga. "Sebagai negara produsen sawit kita seharusnya bisa menjadi price maker, bukan mereka yang menentukan harga," kata Suswono.
Sementara itu, hal senada juga diungkapkan oleh Donald Mitchell, Ekonom AS. Dia memperkirakan, permintaan global kelapa sawit dalam sepuluh tahun ke depan akan terus meningkat. Untuk industri makanan, permintaan kelapa sawit dunia akan tumbuh sebesar 6% per tahun. Sedangkan permintaan kelapa sawit dunia untuk industri non-makanan akan tumbuh dua kali lipat sebesar 12% per tahun.
Secara global, diprediksi kebutuhan CPO dunia pada 2012 berkisar 51.150 juta ton naik 5,1% dari tahun 2011 sebesar 48.680 juta ton. Sebagian CPO diproses untuk biofuel sekitar 700.000 ton. Konsumsi minyak nabati dunia terus meningkat dan akan mencapai 180 juta ton pada tahun 2020, dimana 68 juta ton atau 38% dari jumlah itu adalah minyak sawit.
Permintaan CPO datang dari Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia saat ini. India dan Tiongkok merupakan pasar terbesar CPO Indonesia. Bahkan, dua negara di atas menyerap sekitar 70% total pasokan CPO dunia. Permintaan CPO India pada 2012 mencapai 7,1 juta ton naik 5,18% dari 2011 sebesar 6,75 juta ton. Impor CPO Tiongkok pada 2012 naik dari 5,95 juta ton pada 2011 menjadi 6,65 juta ton pada 2012.
Selain itu, Pakistan, Timur Tengah, Afrika merupakan pasar CPO yang sedang tumbuh. Pasar CPO Pakistan diperkirakan melonjak dari 220.000 ton pada 2011 menjadi 800.000 pada 2012. Karena itu, perlu diversifikasi pasar ke Timur Tengah dan Afrika yang tumbuh dari 13% pada 2010 menjadi 15% pada 2011. "Meski tumbuh selama sepuluh tahun ke depan, sepuluh tahun selanjutnya permintaan mulai menurun karena turunnya jumlah penduduk dunia," papar Donald.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News