kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan layanan cloud tumbuh di tengah pandemi virus corona


Selasa, 01 September 2020 / 20:33 WIB
Permintaan layanan cloud tumbuh di tengah pandemi virus corona
ILUSTRASI. Amazon Web Services (AWS). KONTAN/Baihaki/7/10/2019


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amazon Web Service (AWS) menilai dampak pandemi virus corona meningkatkan permintaan layanan komputasi awannya.

Country Leader AWS Indonesia Gunawan Susanto menyebutkan di tengah pandemi ini banyak pengusaha memutuskan untuk beralih dalam adaptasi cloud. "Kami melihat bahwa pertumbuhannya sangat pesat di mana kebutuhan demand di semua lini meningkat dengan tujuan pengguna untuk tetap bisa meningkatkan kinerjanya dan di saat yang sama bisa menurunkan biaya," ujarnya dalam konferensi virtual, Senin (1/9).

Sayang ia tak membeberkan berapa banyak permintaan baru maupun sektor apa saja yang masuk untuk memanfaatkan teknologinya. Lanjutnya, pertumbuhan permintaan sendiri ia nilai lantaran di tengah pandemi ini pengusaha tetap berupaya meningkatkan performa kinerja usaha sekaligus memangkas biaya.

Baca Juga: Pandemi virus corona tak ganggu pembangunan pusat data AWS di Indonesia

Terlebih teknologi cloud sendiri dinilai mampu memangkas biaya hingga 50% sehingga banyak pengusaha migrasi menerapkan teknologi tersebut. Selain memangkas biaya, keuntungan pengaplikasian cloud konsumen dapat menaikkan resource-nya dan membayar sesuai apa yang digunakan. Selanjutnya, dalam startup ataupun korporasi yang memiliki ide atau proyek atau inisiatif baru bisa bereksperimen di cloud.

"Karena menyadari capex tidak mencukupi untuk pengembangan IT sendiri," tuturnya.

Di tengah tingginya permintaan, Gunawan bilang perusahaan tak membidik segmen secara khusus. Kendati begitu, beberapa klien yang dimiliki berasal dari perusahaan rintisan (startup) seperti Halodoc, Grab, Traveloka, Kredivo, Elevenia, Zalora, DBS Bank, Iflix, hingga Sociolla.

Baca Juga: 16 Perusahaan digital mulai efektif tarik pajak konsumen, ini kata pengamat pajak

Dengan permintaan yang ada saat ini pihaknya menilai butuh lebih banyak kerja sama dengan partner ekosistem di Indonesia. Hal tersebut guna memberikan pelayanan lebih menyeluruh di pasar dan lebih sering melakukan edukasi kepada pasar tentang penggunaan cloud yang benar.

"Jadi tidak sekedar memakai tetapi tetap harus tepat juga. Selain itu juga terutama dengan adanya teknologi yang lebih advance untuk membuka kesempatan pelanggan kami lebih efisien dalam melakukan inovasi di area bisnis proses mereka dan eksperimen mereka bisa lebih murah," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×