kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan mobil bekas di masa transisi PSBB sudah berangsur pulih


Jumat, 10 Juli 2020 / 19:36 WIB
Permintaan mobil bekas di masa transisi PSBB sudah berangsur pulih
ILUSTRASI. Pasar mobil bekas kembali bergeliat pasca penerapan fase pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di sejumlah daerah.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil bekas (mobkas) kembali bergeliat pasca penerapan fase pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di sejumlah daerah.  Gejala ini turut dirasakan oleh PT Astra Auto Trust.

General Manager Auto Trust David Tuerah mengatakan, angka rata-rata penjualan mobil bekas harian di diler Auto Trust sudah hampir mencapai 50% dari angka permintaan pada kondisi normal. Meski masih di bawah angka penjualan normal, realisasi sudah relatif lebih baik bila dibandingkan dengan angka penjualan rata-rata pada bulan April dan Mei 2020 lalu.

“Kalau di bulan 4 dan 5 kemarin mungkin penjualan kami hanya mencapai 30% dari angka penjualan rata-rata pada kondisi normal,”’ kata David ketika dihubungi oleh Kontan.co.id, Jumat (10/7).

Baca Juga: Permintaan mobil bekas di Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua berangsur pulih

Berdasarkan tipenya, kendaraan serbaguna alias Multi Purpose Vehicle (MPV) seperti Avanza masih menjadi segmen kendaraan yang permintaannya paling gemuk di diler Auto Trust. Sementara kalau diurutkan berdasarkan modelnya, posisi tiga besar model kendaraan dengan penjualan terbanyak di Auto Trust sejauh ini ditempati oleh Avanza pada posisi pertama, Innova pada posisi kedua serta Fortuner pada posisi ketiga.

Menurut David, mobil bekas dalam beberapa aspek memang lebih menarik untuk dilirik di masa transisi PSBB seperti sekarang. Selain memiliki harga yang lebih murah, mobil bekas juga memiliki nilai jual kembali atawa resale value yang lebih dibanding mobil baru.

Sebagai perbandingan, penurunan harga jual pada mobil baru bisa mencapai sekitar 15%-20% dalam setahun. Sementara itu, penurunan harga jual kembali pada mobil bekas hanya berkisar 10% dari harga pembelian awal.

Hal ini dikarenakan mobil bekas sudah memiliki harga acuan tidak tertulis di pasaran, sehingga ketika pembeli memutuskan untuk menjual kembali mobil bekasnya, harganya tidak akan jauh-jauh dari harga pasar. Sementara penurunan sekitar 10% hanya berasal dari asumsi biaya perbaikan/perawatan minor pasca penggunaan saja.

“Dengan begitu, mereka yang ingin membeli kendaraan mungkin beli mobil bekas dulu, baru nanti kalau keadaan sudah benar-benar pulih baru mengganti mobil bekas yang dimilikinya dengan mobil baru, mungkin seperti itu,” ujar David.

Sejauh ini, Auto Trust berharap bisa merealisasikan sekitar 60%-70% target volume penjualan awal yang ditetapkan sebelum adanya pandemi pada awal tahun. Untuk mengejar realisasi target, Auto Trust sudah menyiapkan sejumlah strategi.

Strategi-strategi ini sudah mulai ditetapakn pada bulan-bulan sebelumnya. Pada bulan Juni 2020 lalu misalnya, Autotrust sempat mengadakan flash sale dengan promo-promo menarik tertentu untuk mengerek penjualan. Menurut David, strategi tersebut cukup membuahkan hasil yang memuaskan kala itu.

“Kami masih ada aktivitas yang  akan kami lakukan, kami tetap berusaha untuk bisa meraih pasar, tapi strategi untuk yang bulan ini masih rahasia,” kata David.

Baca Juga: Ini tiga mobil bekas paling dicari di situs online selama masa pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×