kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Permintaan Pelumas Terdongkrak Momentum Mudik Lebaran


Minggu, 30 April 2023 / 13:05 WIB
Permintaan Pelumas Terdongkrak Momentum Mudik Lebaran


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum lebaran mendongkrak penjualan pelumas di bulan Maret 2023. Menurut perkiraan Asosiasi Produsen Pelumas Dalam Negeri (Aspelindo),  penyaluran pelumas dari tingkat produsen ke tingkat distributor di bulan Maret 2023 naik sekitar 15%-20% dari volume rata-rata bulanan di Januari-Februari 2023.

Ketua Umum Aspelindo, Sigit Pranowo menerangkan, bengkel dan toko umumnya sudah mulai meningkatkan stok di satu bulan sebelum lebaran. Hal ini untuk mengantisipasi kenaikan kebutuhan pelumas dari para pengguna yang ingin mengganti oli menjelang mudik atau libur lebaran. 

“Jadi untuk lebaran 2023 ini peningkatan kebutuhan bengkel atau toko oli sudah terjadi di bulan Maret. Ini untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat yang mungkin bermaksud service kendaraan sebelum mudik lebaran,” terangnya saat dihubungI Kontan.co.id, Selasa (25/4).

Sigit tidak merinci berapa kisaran volume penjualan pelumas di bulan Maret 2023 maupun rata-rata volume penjualan pelumas bulanan pada bulan-bulan normal. Yang terang, Sigit mengungkapkan bahwa saat ini pasar pelumas secara keseluruhan, baik untuk kebutuhan otomotif maupun industri, sudah kembali pada kondisi pra pandemi Covid-19. Hal tersebut sudah terjadi mulai kuartal keempat tahun 2022 lalu.

Baca Juga: Momen Mudik Lebaran Diramal Mendongkrak Penerimaan Pajak pada Kuartal II

Sedikit kilas balik, saat pandemi, pasar pelumas terkoreksi sebesar 10% dan bisa susut hingga 30% saat kondisi sedang berat bila dibandingkan dengan kondisi pra pandemi. 

“Jumlah 10% untuk pelumas itu sebenarnya nilai yang cukup besar,  Karena dengan pertumbuhan ekonomi 5,5 %sampai 6% pun pertumbuhan pelumas hanya 2%,” ujar Sigit.

Sedikit informasi, berdasarkan catatan Aspelindo, rerata kenaikan kebutuhan pelumas otomotif tahunan di Indonesia berkisar 2%-3%. Sigit optimistis, kapasitas produksi pelumas nasional masih berpeluang meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

“Mungkin rencana peningkatan kapasitas produksi masih akan terjadi dalam 5 tahun ke depan,” tutur Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×