Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Robin mengungkapkan di tahun lalu penjualan ekspor bisa tumbuh dua kali lipat karena permintaan dari China yang tinggi. Pada kuartal II 2020 China baru membuka aktivitas bisnisnya setelah sempat lockdown. Alhasil, demand dari China meningkat drastis.
Namun, setelah aktivitas pabrik di China sudah mulai berjalan lagi, permintaan dari sana otomatis akan berkurang karena China sudah membangun pabrik petrokimia sendiri dan mengurangi ketergantungan bahan impor.
Baca Juga: Begini upaya Astra Otoparts (AUTO) mengerek kinerja 2021
Walaupun sudah membidik pertumbuhan volume penjualan, manajemen FPNI tidak bisa memproyeksikan pertumbuhan top line dan bottom line. Direktur FPNI, Calvin Wiryapranata mengatakan pendapatan perusahaan sangat dipengaruhi oleh harga komoditasnya yang fluktuatif.
Sebagai informasi, faktor penentu harga, baik produk jual maupun bahan baku, tergantung dari kapasitas global, supply dan demand. Selain itu, harga juga bergantung dari bahan baku petrokimia, yakni minyak bumi.
Selanjutnya: Indofarma (INAF) ekspor obat ke Afganistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News