kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan semen sampai April turun 2,7%


Selasa, 12 Mei 2015 / 19:13 WIB
Permintaan semen sampai April turun 2,7%
ILUSTRASI. Yuk simak penjelasannya benarkah kolagen baik bagi kesehatan tubuh?


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Mesti Sinaga

JAKARTA. Pasar semen masih lesu darah. Hal ini tampak dari permintaan semen sepanjang Januari sampai April 2014 yang turun 2,7% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan permintaan semen pada periode Januari - April 2015 sebanyak 18,09 juta ton. Jumlah ini lebih sedikit 2,7% dibanding Januari-April 2014 yang sebanyak 18,59 juta ton.

Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan,  belum ada pembangunan infrastruktur menjadi salah satu penyebab turunnya permintaan semen.

"Belum ada pembangunan infrastruktur yang bergerak. Sesuai info dari pemerintah, (infrastruktur) baru bersifat penyelesaian tender 80%. Diharapkan pembangunan fisiknya dimulai pada bulan Juni," ujar Widodo kepada KONTAN, Selasa (12/5).

Permintaan semen di bulan April saja hanya 4,47 juta ton, lebih rendah 1,1% dibanding permintaan semen pada April 2014 yang sebanyak 4,52 juta ton.

Sepanjang April 2015, penjualan semen terbanyak maish terjadi di Jawa yakni sebanyak 2,51 juta ton. Jumlah ini turun 1,8% dibanding April 2014. Menyusul penjualan di Sumatera sebanyak 982.000 ton, naik 5,1% dibanding April 2014.

Penjualan terbanyak ketiga ada di Sulawesi yakni sebanyak 325.000 ton, naik 1,1% dibanding April 2015.

Di posisi berikutnya adalah penjualan semen di Kalimantan sebesar 320.000 ton, turun 9,9% dibandingkan April 2015.

Penjualan semen di Bali & Nusa Tenggara sepanjang April 2015 mencapai 236.000 ton, naik 2,8% dari April 2015.

Adapun penjualan semen di Maluku dan Papua hanya 89.000 ton, turun 23% dibandingkan April 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×