Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Permintaan kawasan industri di Jakarta yang meningkat membuat harga sewa juga melambung tinggi. Pada kuartal IV-2010, permintaan kawasan industri di Jabodetabek lebih dari 130 hektare (ha), meningkat 16% dibanding kuartal sebelumnya.
Jika dibandingkan periode sama tahun lalu, terjadi peningkatan 3,5 kali lipat. Akibatnya, harga sewa di Jakarta dan sekitarnya melonjak sebesar 21,7%.
Wira Agus, Associate Director, Cushman and Wakefield Indonesia mengatakan, pertumbuhan harga sewa ini tidak hanya terjadi di Jakarta, melainkan juga di beberapa kota besar di dunia seperti Beijing sebesar 17,55%, Frankfurt 15,83%, Singapura 14,97% dan Shanghai sebesar 14,54%.
Wira menambahkan bahwa faktor penyebab kenaikan harga sewa tersebut adalah akibat meningkatnya permintaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Di sisi lain, terbatasnya lahan kawasan industri berkualitas yang siap pakai di Jakarta turut mendorong meningkatnya harga sewa.
Faktor lain yang turut mengerek harga sewa di kawasan industri ini juga adalah semakin menguatnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. "Penguatan rupiah mengakibatkan terjadinya pertumbuhan harga sewa yang ekstrem di tahun 2010, terbalik di tiga tahun terakhir," ujar Wira, Kamis (10/3).
Pertumbuhan harga sewa di Jakarta terlihat dari pertumbuhan harga sewa di kawasan industri Asia yang melonjak di atas 5% pada tahun 2010. Padahal pertumbuhan ini kontras dengan keadaan di sebagian besar negara lainnya yang mengalami penurunan tingkat hunian yang memburuk.
Berdasarkan penelitian "Industri Space Across the World 2011" yang diterbitkan oleh konsultan properti Cushman and Wakefield, secara global, harga sewa di kawasan industri turun sebesar 1.2%. Penurunan yang sama terjadi di Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News