Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) sudah memberikan izin impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog. Izin impor ini dimaksudkan untuk menguatkan stok beras serta untuk menjaga stabilitas harga.
Menanggapi hal ini, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras dan Padi (Perpadi) Sutarto Alimoeso berpendapat impor beras yang dilakukan harus menghitung stok beras di awal tahun mendatang.
"Yang harus dihitung itu pada bulan Januari hingga Februari. Makanya, setelah Agustus harus dihitung betul situasinya bagaimana," ujar Sutarto, Kamis (17/5).
Menurut Sutarto, dasar analisa dalam melakukan impor beras ini mengarah pada stok pangan nasional. Stok pangan nasional tersebut dilihat dari stok beras yang dimiliki oleh bulog. Menurutnya, pertimbangan impor akan melihat apakah stok beras tersebut cukup hingga awal tahun mendatang.
Sutarto pun berpendapat, harga beras akan bisa ditekan apabila pasokan beras berlebih. " Logikanya, kalau kurang pasti harga naik. Kalau kita punya lebih siapa yang mau menaikkan harga? Ini dikeluarkan saja. Selesai kan.Jadi, justru mengisi pasar itu lebih penting," jelas Sutarto.
Lebih lanjut Sutarto mengatakan, Perpadi siap memasok beras ke Bulog. Namun, yang paling penting adalah ketersediaan beras. Sebagai informasi, dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan terakhir, Perpadi sudah memasok 45.000 ton dari kontrak khusus sebanyak 100.000 ton.
Sementara itu Sutarto berpendapat, kondisi pasokan gabah atau beras masih aman hingga saat ini. Bahkan, menurutnya kondisi pasokan beras masih akan aman hingga Agustus tahun ini. "Sekarang posisinya masih aman dan cukup, tidak ada rebutan. Sampai agustus saya kira masih aman. Bahkan, beberapa daerah sudah mau panen kedua," terang Sutarto.
Sutarto mengatakan, saat ini rata-rata harga gabah kering panen berkisar Rp 4.400 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News