kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan e-commerce juga lecut bisnis sektor rill?


Rabu, 09 Oktober 2019 / 17:30 WIB
Persaingan e-commerce juga lecut bisnis sektor rill?


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menurut laporan SEA eConomy Google, Temasek dan Bain & Company, sektor e-commerce domestik bertumbuh 12 kali lipat dalam empat tahun. Bhakn pada tahun ini sektor tersebut akan menyentuh angka US$ 21 miliar dan terus bertumbuh hingga mencapai US$ 82 milliar pada tahun 2025 mendatang.

Dianta Sebayang, Pengamat Ekonomi dari Universitas Negeri Jakarta menyebut Indonesia memang merupakan pasar yang sangat potensial bagi tumbuh kembangnya e-commerce. Dengan pasar yang besar, serta populasi berusia muda, wajar bila Indonesia menjadi pasar paling besar di kawasan.

Baca Juga: Oppo Reno 2 dan Reno 2F meluncur di Indonesia, berapa harganya?

Ia menyampaikan dampak dari perkembangan e-commerce sebenarnya tidak hanya dirasakan oleh pelaku industri tersebut saja, tetapi juga UMKM sehingga menggerakkan ekonomi riil.

Sehingga perkembangan ekonomi digital tidak akan pernah lepas dari sektor riil. “Kalau e-commerce tumbuh itu UMKM juga tumbuh, itu penting kalau ekonomi digital tumbh tapi sektor riil tidak tumbuh ada yang salah,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (9/10).

Saat ini persoalan yang paling memdasar menurutnya adalah pemerataan ekonomi secara menyeluruh, pasalnya pertumbuhan ekonomi digital khususnya e-commerce juga sedikit terhambat adanya barrier dari berbagai sisi.

Contohnya dari sisi infrastruktur yang membuat sistem logistik tidak merata diberbagai daerah sehingga membuat ongkos pengiriman menjadi tidak kompetitif.

Oleh karena itu, dirinya menyebut saat ini selain pemerintah perlu melakukan pendampingan terhadap pelaku ekonomi digital, tetapi juga memberikan edukasi dan infrastruktur kepada masyarakat untuk menyambut era digital tersebut. Sehingga nantinya potensi ekonomi digital dan kontribusinya terhadap PDB juga berdampak signifikan.

Baca Juga: Semester I 2019, pariwisata Dubai gaet 8,36 juta turis internasional

Intan Wibisono, Head of Corporate Communication BukaLapak menyebut pihaknya melakukan penetrasi ke luar kota-kota besar untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas Mitra Bukalapak yang saat ini sduah lebih dari 2 juta mitra tersebar di 477 kabupaten dan kota.

Selain itu, untuk penetrasi di luar kota manajemen juga mengimplementasikan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di 1000 Warung Mitra untuk memudahkan e-payment. Selain itu, BukaLapak juga menjadi marketplace pertama yang mendaftarkan 95.000 warung mitra pada fitur Google Bisnisku yan bisa muncul pada maps dan penelusuran Google.




TERBARU

[X]
×