Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 14 Oktober 2024 menjadi momen penting dalam upaya percepatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Indonesia.
Persemaian Liang Anggang (PLA) di Kalimantan Selatan resmi dioperasikan, bersamaan dengan empat persemaian skala besar lainnya: Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Likupang (Sulawesi Utara), dan Toba (Sumatera Utara).
Peresmian ini menambah daftar persemaian modern, menyusul Persemaian Rumpin (Jawa Barat) dan Persemaian Mentawir (IKN).
Baca Juga: Duta Besar Norwegia Apresiasi Aksi Iklim Indonesia
Program RHL kini berevolusi dari sekadar menargetkan jumlah bibit yang ditanam menjadi fokus pada luasan areal yang berhasil dihijaukan.
Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, menekankan pentingnya pendekatan ini.
"Rehabilitasi lahan harus menghasilkan luasan nyata yang telah ditanami, bukan sekadar hitungan jumlah pohon," ujar Siti dalam keterangan resmi yang diterima Rabu (11/12).
Pendekatan ini didukung oleh data hasil pemantauan hutan dan deforestasi tahun 2022-2023. Citra satelit menunjukkan bahwa hutan-hutan baru mulai muncul setelah 5-6 tahun penanaman intensif.
PLA dibangun melalui skema kemitraan publik-swasta (Public-Private Partnership). KLHK bekerja sama dengan Kementerian PUPR untuk penyediaan air, sementara konstruksi area produksi dikerjakan oleh PT Adaro Energy Indonesia.
Model ini diharapkan dapat diterapkan secara nasional untuk mempercepat pemulihan lingkungan.
Baca Juga: Gapki Mendukung Ketahanan Iklim Melalui Rehabilitasi Mangrove
"Pola kolaborasi ini penting untuk memastikan pelestarian alam menjadi tanggung jawab bersama, termasuk sektor swasta," ujar Siti Nurbaya.
Keberadaan PLA mendukung berbagai inisiatif, termasuk Gerakan Revolusi Hijau Kalimantan Selatan dan target pengurangan emisi melalui Indonesia FOLU Net Sink 2030.
Sekretaris Daerah Kalimantan Selatan menyatakan bahwa PLA akan mempercepat rehabilitasi lahan kritis, mengurangi risiko bencana, dan meningkatkan tutupan vegetasi.
"Pemerintah mendorong kolaborasi semua pihak untuk memulihkan lingkungan, termasuk melalui produksi bibit berkualitas dan langkah-langkah reforestasi," tambahnya.
Selain PLA, KLHK kini mengoperasikan tujuh persemaian skala besar lainnya dengan kapasitas produksi hingga 15 juta bibit per tahun.
Persemaian ini menjadi langkah konkret Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dan mendukung aksi mitigasi perubahan iklim.
Baca Juga: Pengelolaan Dana LingkunganHidup Dukung Transformasi Hijau Berkelanjutan di Indonesia
Sebagian dana pembangunan PLA juga berasal dari kerja sama Indonesia-Norwegia dalam program mitigasi emisi gas rumah kaca.
"Langkah ini menjadi bagian dari evolusi aksi mitigasi iklim yang terintegrasi dan berkualitas tinggi," pungkas Siti Nurbaya.
Selanjutnya: Bahlil Minta Kader Golkar Tetap Elegan Beri Masukan ke Prabowo-Gibran
Menarik Dibaca: British International Investment Nilai Potensi Pendanaan Iklim di Indonesia Menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News