kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Estika Tata Tiara (BEEF) Siap Dukung Program Makanan Bergizi Gratis


Minggu, 29 September 2024 / 15:19 WIB
Estika Tata Tiara (BEEF) Siap Dukung Program Makanan Bergizi Gratis
ILUSTRASI. Peternakan sapi PT Estetika Estika Tata Tiara Tbk, produsen daging sapi olahan dengan merek Kibif, Boss, Kipao, Murato, Adell. Estetika Tata Tiara menyatakan kesiapannya mendukung program unggulan pemerintahan baru, yaitu Program Makan Bergizi Gratis.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF), salah satu perusahaan di sektor peternakan dan penggemukan sapi, menyatakan kesiapannya untuk mendukung program unggulan pemerintahan baru, yaitu Program Makan Bergizi Gratis. 

Program makan bergizi gratis diusung oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto, bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi bagi masyarakat luas, dengan dukungan dari berbagai sektor, termasuk industri peternakan.

Ratna Sari, Sekretaris Perusahaan PT BEEF, menyampaikan bahwa perseroan siap berkontribusi terhadap program ini. Namun, terkait bentuk kontribusi spesifik, perusahaan masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kementerian Pertanian.

Ratna menjelaskan bahwa PT BEEF selalu mengutamakan kualitas dan kesehatan sapi yang didatangkan. Setiap proses impor dilakukan dengan seleksi ketat langsung dari peternak di Australia. "Kami pastikan sapi-sapi yang tiba di Indonesia dalam kondisi baik dan layak untuk program penggemukan," ungkap Ratna saat dihubungi Kontan, Minggu (29/9).

Baca Juga: La Nina Jadi Kado Buruk Bagi Emiten Unggas, Cek Rekomendasi Sahamnya

Proses seleksi yang ketat ini, lanjut Ratna, bertujuan untuk memastikan sapi yang dipasarkan memiliki kualitas tinggi dan mampu mendukung program pemerintah dalam penyediaan pangan bergizi.

Terkait pengadaan 1,3 juta ekor sapi yang diinisiasi oleh pemerintah, PT BEEF belum menjalin kerja sama dengan perusahaan lain di Indonesia. “Kami tetap fokus mendatangkan sapi impor untuk tujuan penggemukan, yang nantinya akan dijual ke para pembeli yang telah menjadi mitra kami,” jelas Ratna.

Ratna juga menyoroti tantangan utama yang dihadapi BEEF dalam proses pengadaan dan distribusi sapi hidup di Indonesia, terutama terkait ketersediaan pakan saat pergantian musim. 

"Seringkali, saat musim berganti, pasokan pakan terhambat atau tertunda. Selain itu, usia panen sapi yang ideal juga bisa tertunda, sehingga kami harus menunggu beberapa minggu lagi sebelum sapi siap dijual," ungkapnya.

Selain itu, dalam hal distribusi, perseroan saat ini masih mengandalkan pembeli untuk mengambil sapi langsung dari peternakan, tanpa adanya sistem distribusi langsung yang terstruktur.

Meskipun menghadapi tantangan, PT BEEF tetap optimis bahwa program unggulan pemerintah tersebut akan membawa dampak positif dalam jangka panjang, baik untuk ketahanan pangan nasional maupun kesejahteraan peternak lokal. 

“Kami selalu siap berkontribusi dan berpartisipasi dalam program pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan peternak di Indonesia,” pungkas Ratna.

Sebagai tambahan, Kementerian Pertanian (Kementan) bakal mengimpor 1 juta sapi perah demi mendukung penyediaan susu pada program makan bergizi yang digagas pemerintahan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda mengatakan salah satu tantangan untuk program makan bergizi ialah Indonesia masih defisit susu dan daging sapi.

Agung menyebutkan, saat ini defisit susu mencapai 79% atau sekitar 3,7 juta ton, sementara defisit sapi sebesar 52% atau sekitar 0,4 juta ton. Agung menuturkan, dengan ketersediaan 1 juta sapi tersebut maka akan bisa memenuhi kebutuhan susu di tahun 2029 hingga 7,17 juta ton. Namun, diprediksi kebutuhan susu mencapai 8,5 juta ton sehingga masih dibutuhkan impor susu.

Baca Juga: Bertemu Pemerintah Australia, Kementan Dorong Pengembangan Cetak Sawah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×