Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. PT Pertamina Gas (Pertagas) membutuhkan anggaran Rp 1,7 triliun untuk membangun infrastruktur jaringan gas bagi rumah tangga yang tersebar di beberrapa kota. Saat ini, Pertagas sudah mendapatkan penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk pengadaan jaringan gas kota di 17 kota.
Direktur Pertagas Niaga Juli Prajogio mengungkapkan, pengembangan jaringan gas rumah tangga di kota-kota merupakan program pemerintah dalam rangka program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas. "Investasi untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga untuk satu kota bisa mencapai Rp 100 miliar, tergantung sambungannya," ungkap dia, akhir pekan lalu.
Juli bilang, mengenai anggarannya, pemerintah akan melakukan penyertaan modal negara (PNM) ke Pertamina berdasar fatwa dari Kementerian Keuangan. Pertagas membangun infrastruktur, setelah itu baru pengelolaan jaringan gas rumah tangga di kota-kota tersebut akan dilakukan anak usaha Pertagas yakni PT Pertagas Niaga.
Saat ini, Pertagas Niaga sudah mengelola jaringan gas rumah tangga tiga kota, yaitu, Prabumulih, Jambi, dan Sengkang. Tahun depan, Pertagas Niaga juga akan mengelola beberapa kota lagi, antara lain Subang dan Surabaya. "Setiap tahun kami akan mengerjakan pipa gas di tiga kota," ungkap Juli.
Untuk pengelolaan jaringan gas kota tersebut, Pertagas Niaga juga akan menggandeng badan usaha milik daerah (BUMD). Nantinya, Pertagas Niaga akan membayarkan management fee ke BUMD yang ditunjuk. Seperti diketahui, harga gas rumah tangga saat ini ditentukan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Saat ini harga gas yang dijual Pertagas Niaga adalah rata-rata Rp 2.700 per meter kubik.
Bersamaan dengan pembangunan jaringan gas kota, Pertagas juga akan membanguna proyek pipa Muara Tawar-Tegal Gede di Jawa Barat sepanjang 70 kilometer (km) tahun 2014 nanti. Juli mengatakan, pipa itu akan menyalurkan gas dari FSRU Jabar milik Nusantara Regas ke jaringan pipa untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
"Kami sudah melakukan Head of Agreement (HoA) dengan beberapa konsumen dengan jumlah 165 mmscfd. Gas itu akan disalurkan ke kawasan strategis Bekasi Fajar, Cikarang dan gas untuk Krakatau Steel, " jelas Juli.
Meski sudah melakukan HoA, Pertagas, kata Juli masih menunggu restu dari Kementerian Energi dan Sumber daya mineral (ESDM). "Bakal selesai akhir 2014 dan bersifat open access," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News