Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina berkomitmen mendorong produksi dan lifting migas tahun ini dengan mengandalkan dua strategi utama.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, pihaknya memiliki dua strategi untuk sektor hulu migas. Adapun, upaya tersebut meliputi optimalisasi lapangan migas eksisting.
Saat ini Pertamina tercatat mengelola 65 blok migas dengan total 27 ribu sumur baik di dalam maupun di luar negeri.
Adapun, strategi pertama yakni dengan peningkatan kegiatan pengeboran non konvensional.
Baca Juga: Target Lifting Migas Menurun, Pemerintah Didorong Tinjau Ulang Target 1 Juta Barel
"Tahun ini 2023 ini akan mulai lakukan pengeboran non konvensional dimulai dari Pertamina Hulu Rokan (PHR)," kata Nicke dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Tahun Buku 2022, Selasa (6/6).
Nicke menjelaskan, metode pengeboran non konvensional sukses mendorong Amerika Serikat (AS) menjadi negara net eksportir migas.
Metode ini dilakukan dengan pengeboran tiga hingga lima kali lebih dalam dari kedalaman sumur eksisting. Tingkat cadangan sumur pun dinilai bisa meningkat hingga lima kali lipat lewat metode ini.
Nicke melanjutkan, strategi kedua yakni dengan akuisisi blok migas baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca Juga: Lifting Migas 2024 Ditargetkan Mencapai 1.676 Ribu BOEPD
"Karena konsep kita adalah bring the barrel home. Jadi produksi (Pertamina) hampir 30% dari blok migas luar negeri," ungkap Nicke.
Menurutnya, saat ini kontribusi lapangan migas luar negeri terus meningkat. Meski demikian, tidak semua blok migas menjadi incaran Pertamina.
Nicke mengakui, pihaknya hanya memfokuskan akuisisi pada blok migas yang telah berproduksi.
Merujuk paparan Nicke, produksi migas Pertamina pada tahun 2022 meningkat sebesar 8%, adapun lifting migas meningkat sebesar 15%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News