Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menggelar lelang wilayah kerja (WK) migas putaran I tahun 2017 pada Mei mendatang. Penawaran WK migas tersebut akan dilakukan dalam rangkaian acara Konvensi dan Konferensi IPA tahun 2017.
Namun, PT Pertamina (Persero) belum berminat mengikuti lelang WK migas. Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam mengatakan, Pertamina belum ada rencana untuk mengikuti penawaran blok baru.
Menurut Alam, Pertamina masih fokus pada blok-blok eksisting yang telah menjadi portofolio perseroan. "Kami lagi fokus menangani yang eksisting, termasuk PSC yang akan berakhir," jelas Alam, Rabu (22/3).
Pemerintah sejatinya telah menyiapkan 10 WK migas konvensional yang akan ditawarkan pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, tujuh WK merupakan joint study dan sisa tiga WK lainnya ditawarkan melalui lelang reguler.
Sebanyak 10 WK migas tersebut merupakan WK migas baru. Untuk WK yang belum mendapatkan penawaran akan dievaluasi oleh pemerintah. Jika WK migas tersebut dapat memenuhi persyaratannya untuk dilelang ulang, maka pemerintah akan menawarkannya kembali pada tahun ini.
"Ada kemungkinan bertambah. Dari hasil evaluasi kalau memungkinkan bertambah," kata Tunggal, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM dalam keterangan tertulis, Senin (20/3).
Sementara untuk hasil WK migas yang ditawarkan tahun 2016, hasil evaluasinya telah dilaporkan ke Menteri ESDM. Diharapkan pada bulan ini sudah dapat diumumkan hasilnya.
Pada penawaran WK tahun 2016, pemerintah menawarkan 14 WK migas konvensional yang ditawarkan melalui reguler tender dan penawaran langsung. Selain itu, ditawarkan pula 3 WK migas non konvensional, yaitu GMB Raja, GMB Bungamas dan MNK Batu Ampar di mana tidak ada investor yang berminat.
Untuk WK migas non konvensional yang akan ditawarkan tahun 2017, Tunggal bilang, masih dalam tahap evaluasi. Sehingga dia belum bisa memastikan jumlah WK migas non konvensional yang akan dilelang tahun ini.
Di sisi lain, pemerintah akan menggunakan skema bagi hasil gross split untuk penawaran WK migas tahun 2017. Tujuannya agar investor lebih tertarik mengembangkan WK migas di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News