Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Kontrak perpanjangan Blok Siak, Riau tinggal menghitung hari. Hingga kini pemerintah belum menentukan sikap soal siapa pengganti si pengelola, yakni PT Chevron Pacific Indonesia.
Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan tim dari Kementerian ESDM sedang memfinalisasi pembahasan blok migas yang sudah memasuki tenggat akhir. Selain blok Siak ada juga Blok Mahakam, Kalimantan Timur dan Blok Kampar, Riau.
Menurutnya, ESDM menerapakan beberapa prinsip untuk menyelesaikan perpanjangan kontrak. Nah, prinsip dasar ini bakal menjadi pertimbangan dalam menyusun Peraturan Menteri terbaru tentang perpanjangan kontrak yang tengah dibahas.
Misalnya, bila masa kerja kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) sudah habis maka blok migas otomatis milik negara. Lantas, meski perpanjangan kontrak belum putus, kegiatan eksplorasi tidak boleh berhenti. Kemudian, bila evaluasi kerjasama belum pemerintah putuskan, operator diberi kesempatan beroperasi antara dua sampai tiga bulan sampai pemerintah punya keputusan.
Nah, menurut Susilo pemerintah lebih condong bakal mengakhiri kontrak Chevron. Setelah itu, perusahaan plat merah, yakni PT Pertamina yang bakal mengambil alih pengelolaan Blok Siak. "Ini sedang proses agar semua perjanjian baik dari segi administrasi dan hukum tidak terkendala," katanya saat menyambut Menteri Energi Amerika Serikat, Senin (25/11).
Meski blok Siak yang sudah berumur 50 tahun masih punya kandungan migas, toh masih butuh injeksi supaya produksi bisa optimal. Untuk itu memang butuh investasi.
Afdal Bahaudin, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina bilang pihaknya berniat mengambil seluruh wilayah kerja Blok Siak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News