kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pertamina Berupaya Perbanyak Sumber Bioetanol untuk Kembangkan Bahan Bakar Nabati


Kamis, 22 Juni 2023 / 13:41 WIB
Pertamina Berupaya Perbanyak Sumber Bioetanol untuk Kembangkan Bahan Bakar Nabati
ILUSTRASI. PT Pertamina tengah mengembangkan pencampuran Pertamax dengan bioetanol 5% (E5) yang akan menghasilkan bensin beroktan (RON) 95.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina tengah mengembangkan pencampuran Pertamax dengan bioetanol 5% (E5) yang akan menghasilkan bensin beroktan (RON) 95. Selain bersumber dari molase, Pertamina akan mencari dari sumber nabati lain untuk memenuhi kebutuhannya bioetanol di masa yang akan datang. 

Senior Vice President Research & Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menjelaskan, secara umum Pertamina sedang mengembangkan produk-produk yang lebih hijau. Di sektor bahan bakar minyak (BBM), pihaknya menyiapkan bioetanol dengan program E5 yang akan segera diuji coba di Surabaya.  

“Saat ini kapasitas bioetanol yang fuel grade ada dua di Malindo dan Enero dengan kapasitas 30.000 KL plus 10.000 KL per tahun sehingga totalnya 40.000 KL dengan target di satu kota yakni Surabaya,” jelasnya saat acara RTI Collaboration Day 2023 di Graha Pertamina, Kamis (22/6). 

Baca Juga: Pertamina Akan Melakukan Market Trial Bensin Berkadar Oktan RON 95

Lebih lanjut, Oki mengatakan, saat ini Pertamina masih berusaha memperbanyak sumber-sumber ethanol. Saat ini pasokan molase berasal dari pabrik tebu. 

Selain itu, perusahaan migas pelat merah ini juga menjajaki batang sorghum sebagai sumber alternatif bioetanol sejalan dengan program food estate. 

Sebagai informasi, sorghum merupakan tanaman rumput-rumpuran yang berkerabat dekat dengan tanaman padi dan jagung. Adapun sorgum ini bisa didapatkan dari batang tanaman yang diperas dan difermentasi maka kemudian didapatkan bioetanol. 

Dalam catatan Kementerian ESDM, bioetanol dari sorghum itu sangat potensial di Indonesia di mana setahun bisa panen sebanyak 3 kali. Walaupun secara volume, kalau dibandingkan dengan tebu produktivitasnya lebih sedikit untuk menghasilkan bioetanol, tetapi karena bisa dipanen 3 kali setahun, maka produktivitasnya bisa melebihi tebu dalam setahun.

Oki menambahkan, pihaknya akan sangat senang jika ada insentif yang bisa mendukung pengembangan produk ini. Namun dia tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kebutuhan insentif maupun harga bensin E5. 

“Perihal diskusi insentif dan harga ada di divisi commercial and trading,” ujarnya. 

Baca Juga: Harga Jual BBM RON 95 Tak Jauh Berbeda dengan Harga Pertamax

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, Indonesia dianugerahi oleh sumber daya alam (SDA) yang banyak dan memiliki potensi sangat besar. Di sektor bioenergi, pihaknya memulainya dengan memproses minyak sawit (CPO) menjadi biodiesel. 

“Nanti di Juni 2023 kami luncurkan bioetanol untuk gasoline, jadi akan terus melakukan pengembangan ini,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. 

Nicke menyatakan, Pertamina akan menggunakan semua sumber daya nabati seperti tebu, singkong, jagung, dan sorghum menjadi bioenergi. Menurutnya, bagi Indonesia transisi energi bukan hanya sekadar menurunkan emisi karbon tetapi yang terpenting ialah mewujudkan ketahanan energi nasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×