Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan mulai memasarkan produk bahan bakar minyak (BBM) terbarunya, Pertalite pada 103 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Inisiasi awal ini hanya sebatas tes pasar dengan kuota 824 ton Pertalite yang sudah disiapkan untuk memasok kebutuhan ke-103 SPBU yang ditunjuk.
Tapi, ada pertanyaan yang belum terjawab. Dari mana Pertamina memasok kebutuhan Pertalite untuk Indonesia, apakah diproduksi di dalam negeri atau impor?
Untuk mendapatkan jawaban ini, Wianda Pusponegoro, Wakil Presiden Komunikasi Korporasi Pertamina belum mau memberikan penjelasan. Mantan jurnalis dari salah satu media televisi berita di Indonesia ini, hanya menjawab produksi Pertalite hanya dilakukan ditempat yang bisa memproduksinya dengan ideal.
Wianda justru meminta media untuk mengangkat informasi tentang kesiapan uji pasar, bukan menyampaikan informasi soal tempat Pertalite kemungkinan bisa diproduksi. "Kami harap informasi yang lebih banyak (diberitakan) soal uji pasar. Kalau soal produksi, seperti perusahaan lainnya, urusan produksi itu adalah domain badan usaha," kata Wianda seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (22/7/2015).
Wianda menegaskan, yang pasti, pada hari yang dijanjikan nanti, produk Pertalite sudah tersedia di 103 SPBU di tiga kota besar Indonesia, termasuk beberapa rest area di tol. Namun, ketika informasi mengenai tempat produksi Pertalite kembali dikonfirmasi, Wianda hanya menjawab singkat. "Ada di kilang tertentu," ucap Wianda.
Menurut Wianda, BUMN migas itu mempunyai kebebasan untuk melakukan proses produksi BBM. Toh, kata dia, Pertalite adalah produk komersial, yang artinya tidak mendapat subsidi dari pemerintah. "Perusahaan lain juga kalau mengeluarkan barang (produk), media juga tidak tanya dari mana produksinya," kata Wianda. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News