Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) dan Mubadala, perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab (UEA) telah menandatangani perjanjian prinsip atau Refinery Investment Principle Agreement pada Senin (12/1).
Adapun, penandatanganan kerjasama ini bertujuan untuk mengevaluasi lebih lanjut peluang kerja sama investasi di sektor pengolahan
Perjanjian tersebut diklaim akan memberikan struktur yang jelas untuk memastikan kerja sama sebagai jalur menuju investasi bersama yang potensial, salah satunya dalam rangka memastikan percepatan pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan.
Baca Juga: Uni Emirat Arab Mengincar Investasi Sektor Energi di Indonesia
Perjanjian tersebut ditandatangani di hadapan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab (UEA) Syaikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan CEO Petroleum & Petrochemicals Mubadala Investment Company Musabbeh Al Kaabi di Abu Dhabi, UEA.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penandatangan perjanjian ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dan Mubadala sebagai salah satu investor yang menyatakan minat untuk pengembangan RDMP Balikpapan. Menurutnya, penandatanganan perjanjian prinsip ini untuk melanjutkan proses kemitraan ke tahap uji tuntas dan negosiasi.
“Ini menunjukkan adanya keseriusan kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan bisnis dalam rangka mempercepat pembangunan RDMP Balikpapan, sebagaimana yang diamanahkan Pemerintah kepada Pertamina,” ujar Nicke, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (16/1).