Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Permintaan gas dalam negeri makin besar. Karena itu, PT Pertamina (Persero) berharap semua pemegang kontrak bagi hasil gas (KKKS) memenuhi kewajiban mereka memasok gas dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).
Vice President Coorporate Communication PT Pertamina (Persero) M.Harun mengatakan, Pertamina sudah mengalokasikan total produksi gasnya sebesar 1.550 juta kaki kubik per hari (mmscfd) untuk kepentingan domestik. Namun, menurut Harun, ada kontraktor lain yang sama sekali tidak melakukan atau hanya memenuhi kewajiban DMO sedikit saja.
"ConocoPhillips misalnya, kan sedikit sekali, perbandingan yang dia jual ke dalam negeri dan yang dia jual ke Singapura. Atau BP Tangguh, LNG-nya hampir tidak ada yang dia jual ke domestik," ujar Harun kepada wartawan, Jumat (23/12).
Namun, BP Migas yang selama ini menjadi pengawas para kontraktor menolak tudingan Pertamina ini. Kepala BP Migas R. Priyono menjelaskan, 51% dari total produksi gas tahun ini yang sekitar 8.448 mmscfd sudah disalurkan untuk pasar lokal. "Seperti di Jawa Timur, DMO-nya 100%," ujar Priyono, Jumat (23/12). BP Migas saat ini mengelola 260-an KKKS, 66 di antaranya memproduksi gas.
Priyono juga menegaskan, kewajiban DMO dilakukan per perusahaan, bukan per kontrak. "Kalau semuanya untuk domestik, kasihan negara, tidak ada cadangan devisanya," paparnya.
Meskipun sudah 51% gas sudah dipasok untuk pasar domestik, Harun berkata pelaksanaannya tidak merata oleh semua pemegang kontrak. Secara keseluruhan, pemenuhan DMO tampak banyak karena porsi DMO Pertamina sendiri sudah mencapai 1.555 juta kaki kubik.
Desakan Pertamina soal DMO gas ini lantaran kebutuhan gas domestik ke depan akan terus naik. Tidak hanya untuk industri dan PLN, tetapi juga sektor transportasi. Mulai tahun depan, di Jakarta, pemerintah akan memulai program konversi BBM ke gas untuk sektor transportasi.
Untuk uji coba konversi BBG, Pertamina sudah mendapatkan jatah gas 4 juta mmscfd. Hitungan Pertamina, jika per hari ada 100.000 kendaraan memakai BBG, kebutuhan gas untuk transportasi 60 mmscfd per hari. "Kita alokasikan dari Pertamina EP dan tentunya dari kontraktor lain, karena itu DMO gas harus diatur," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News