kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina EP genjot produksi empat lapangan tua


Kamis, 30 September 2010 / 17:01 WIB
Pertamina EP genjot produksi empat lapangan tua


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. PT Pertamina EP akan menggenjot produksi empat lapangan tua miliknya. Strategi tersebut ditempuh anak usaha PT Pertamina ini sebagai cara untuk menduduki posisi teratas produsen migas Indonesia tahun 2013.

Empat lapangan tua yang dimaksud adalah lapangan Limau di Sumatra Selatan, lapangan Tambun di Bekasi, Sukowati di Tuban (Jawa Timur) dan Sanga-Sanga di Kalimantan Timur. Sayangnya, Salis Aprilian, Direktur Utama Pertamina EP, enggan menyebutkan berapa peningkatan produksi dari masing-masing lapangan tua tersebut.

Tahun 2009 lalu, produksi lapangan Sanga-Sanga dan Limau meningkat dibanding 2008. Produksi Sanga-sanga naik dari 4.300 barel per hari (bph) menjadi 5.300 bph. Produksi Limau naik dari 6.000 bph menjadi 12.000 bph.

Salis menargetkan, Pertamina EP harus mampu mencapai produksi 570.000 bph pada tahun 2013. "Saat ini, produksi Pertamina EP baru di level 300.000 bph," kata Salis, Rabu (29/9).

Tahun 2010 ini, Pertamina EP memperkirakan produksi migas sebanyak 134.000 bph. Sebagai perbandingan, pada awalnya, Pertamina EP menargetkan produksi sebesar 131.000 bph.

Pertamina EP harus bekerja keras agar bisa mencapai target tersebut, terutama dalam pengembangan produksi lapangan-lapangan tua tersebut. Secara alami, produksi migas di lapangan tua selalu turun 15% -18% per tahun. Padahal, sebanyak 80% dari 214 lapangan migas yang dimiliki Pertamina EP, merupakan sumur migas yang sudah uzur.

Pertamina EP juga akan menggali kembali lapangan-lapangan tua yang sudah tidak ekonomis. Perusahaan ini berniat mengaktifkan kembali beberapa sumur migas yang sudah mereka tutup.

Demi menambah produksi migas, Pertamina EP juga menjalankan teknologi enhanced oil recovery (EOR). Ini adalah cara meningkatkan jumlah minyak yang bisa ditambang dari sebuah lapangan migas. Tentu saja, selain mengoptimalkan sumur migas yang ada, Pertamina EP juga giat mencari cadangan migas baru.

Bagus Sudaryanto, Direktur Operasi Pertamina EP, menjelaskan, saat ini posisi Pertamina EP berada di urutan kedua produsen minyak terbesar di Indonesia setelah PT Chevron Pacific Indonesia yang produksinya 384.300 bph.

Dari segi produksi gas, Pertamina EP menduduki posisi kedua di bawah PT Total E&P dengan produksi 2.380 juta kaki kubik per hari.

Di semester I-2010, Pertamina EP memproduksi minyak 130.457 bph dan gas 1,05 juta kaki kubik per hari. Sampai semester I-2010, Pertamina EP membukukan total keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 11,5 triliun atau separuh dari total target laba tahun 2010. "Produksi Pertamina EP sepanjang semester I-2010 berkontribusi 76% untuk minyak mentah dan 82% untuk gas terhadap PT Pertamina," kata Bagus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×