kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,13   -16,41   -1.81%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina gandeng Kimia Farma dalam proyek produksi paracetamol


Kamis, 31 Desember 2020 / 15:11 WIB
Pertamina gandeng Kimia Farma dalam proyek produksi paracetamol
ILUSTRASI. Petugas memeriksa sistem pengisian BBM di tangki pendam. KONTAN/Baihaki/1/9/2020


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical yakni PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dalam pengembangan proyek produksi paracetamol dari benzene dalam rangka mendukung kemandirian farmasi di dalam negeri.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyambut baik dan mengapresiasi langkah terobosan yang ditempuh Pertamina, melalui PT KPI dan Kimia Farma, yang berencana untuk membangun pabrik farmasi paracetamol dengan kapasitas 3800 ton per annum (TPA) sebagai turunan produk petrokimia, yaitu benzene.

“Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” kata Pahala dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (30/12).

Baca Juga: Pertamina bersama Pupuk Kujang dan ITB dirikan Katalis Sinergi Indonesia

Kementerian BUMN juga mengapresiasi langkah sinergi BUMN ini karena kerja sama tersebut tidak hanya dapat mengurangi impor bahan baku produksi obat, melainkan juga mendorong optimalisasi produk kilang.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati juga mengungkapkan bahwa PT KPI dan Kimia Farma bekerja sama dalam mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia, yaitu benzene dan propylene yang berasal dari kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap untuk dapat dikembangkan dan diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi, salah satunya paracetamol.

“Melalui HoA antara PT KPI dan Kimia Farma, kedua belah pihak akan melanjutkan kajian skema kerja sama bisnis, berdasarkan hasil dari Joint Study yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kajian tersebut meliputi penyediaan bahan baku yaitu benzene, rencana offtake produk, skema transaksi, dan kajian komersial,” sambung Nicke.

Dia menambahkan, inisiasi proyek tersebut tidak lepas dari fakta bahwa produk farmasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat esensial dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia.

Pada 2019 lalu, angka permintaan industri farmasi nasional telah tumbuh hingga Rp 88,6 triliun. Namun, 95% dari kebutuhan BBO masih dipenuhi dari impor.

Baca Juga: Harga minyak turun 20% pada 2020, terbebani lockdown pandemi Covid-19

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma selaku holding BUMN Farmasi Honesti Basyir menyampaikan bahwa sinergi bisnis ini dapat mendukung ekosistem farmasi di Indonesia. "Tentunya kami sangat mengapresiasi kerja sama ini dan kami berharap dapat memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus meningkatkan value chain produk petrokimia yang dihasilkan oleh Pertamina,” ungkap Honesti.

Honesti menyampaikan, pihaknya telah memiliki roadmap atau peta jalan untuk mengurangi bahan baku impor tersebut. Holding BUMN Farmasi sebelumnya telah berupaya memperkuat value chain ekosistem industri kesehatan ini dengan pendirian pabrik BBO Kimia Farma Sungwun Pharmacopia. Dengan menggandeng mitra yang strategis, diharapkan efisiensi dari kerja sama bisnis ini dapat terwujud. Honesti menambahkan, kerja sama ini dapat menjadi solusi atas permasalahan ketersediaan bahan baku produk.

Sebagai informasi, sebelumnya PT KPI dan Kimia Farma telah menandatangani Nota Kesepahaman “Potensi Kerja Sama Pengembangan Industri Penyedia Bahan Baku Farmasi” pada 24 Juli 2020 kemudian penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada September 2020.

Selanjutnya: PHE West Madura Offshore tambah produksi 1.000 barel per hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×