Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - DUBAI. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bersama Goethermal Development Company (GDC) dan Masdar melaksanakan joint statement kemitraan lapangan panas bumi Suswa di Kenya. Kesepakatan ini diteken pada perhelatan COP 28 di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA).
Presiden Republik Kenya H.E. William Ruto menyatakan, tujuan dari joint statement ini untuk mengakselerasi pengembangan lapangan panas bumi Suswa.
“Kemitraan yang memiliki nilai investasi US$ 1,2 miliar ini ditujukan untuk pengembangan 300 MW tenaga panas bumi pada tahun 2030. Infrastruktur awal proyek ini pun akan segera dimulai,” ujar William Ruto dalam keterangan resmi, Senin (4/12).
Baca Juga: Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Mundur dari Lelang WKP Nage, Ini Alasannya
Alasan utama Pertamina terus mengembangkan bisnis panas bumi karena potensinya yang sangat besar.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGEO), Julfi Hadi menyampaikan panas bumi berkembang menjadi energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi sektor industri, menciptakan peluang berkelanjutan dalam transformasi menuju pemanfaatan sumber daya energi yang ramah lingkungan.
“Ini dikarenakan panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol, selain itu dengan potensinya yang sangat besar terutama di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama,” ujar Julfi.
Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16% dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
Dia menjelaskan, jika pertumbuhan Perusahaan mengikuti rencana skenario agresif, Pertamina Geothermal Energy sendiri akan berkontribusi terhadap 5% pengurangan karbon nasional pada tahun 2030 serta berkontribusi 89 juta ton penghindaran CO2 selama 10 tahun kedepan.
Selain itu, PGEO juga memiliki inisiatif beyond geothermal untuk mendorong upaya dekarbonisasi dengan menjajaki bisnis rendah karbon, yaitu green hydrogen dan green methanol serta mempromosikan sistem kredit karbon di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News