Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
Tidak mau seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama, Pertamina akan lebih berhati-hati melihat operator yang menjadi pemenang tender. Salah satunya terkait klausul force major. "Dengan siapa nanti kami akan cek lagi, intinya kita akan melakukan dengan cepat," jelasnya.
Sementara itu, untuk menutupi kerugian akibat dibatalkan kiriman dari Glencore, tentu saja Pertamina harus mempersiapkan rencana cadangan. Wianda bilang, sebagai backup sementara, minyak mentah akan disuplai dari kilang lain.
"Yang pasti, dengan tidak adanya pasokan dari Glencore, kami tentu harus mengadakan suplai untuk mem-backup, saya baru dapat kabar bahwa dapat suplai dari Dumai, Minas, jumlahnya sama dengan yang Glencore," terang Wianda.
Pengamat Energi dari Universitas Gajah Mada sekaligus Mantan Tim Pemberantasan Mafia Migas Fahmi Radhi mengatakan, opsi melakukan black list ke Glencore sudah sangat tepat.
Misalnya, perusahaan tersebut dilarang mengikuti tender yang dilakukan oleh Pertamina. "Atau, Glencore tidak boleh ikut tender empat atau tiga kali sampai perusahaan itu menunjukan komitmen, baru dikasih ikut tender lagi," ungkap dia.
Dia juga mengapresiasi manajemen Pertamina yang bertindak cepat mengembalikan minyak mentah dari Glencore saat kompoisisi tidak sesuai.
"Mengembalikan kargo yang tidak sesuai kualifikasi itu sudah benar. Karena itu merupakan sikap sebagai perusahaan yang memiliki komitmen," ujar Fahmi .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News