Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Akhirnya PT Pertamina membatalkan pembelian minyak mentah dari Glencore Plc. Penyebabnya, perusahaan tersebut salah mengirim dua kargo minyak mentah berisi 1,2 juta barel. Saking kesalnya, Pertamina bisa mengenakan sanksi berat ke Glencore .
Vice President Corporate Comunication PT Pertamina, Wianda Pusponegoro menegaskan tidak akan membeli minyak mentah dari pihak Glencore sejumlah 3,35 juta barel. Itu lantaran pada pengiriman pertama sebanyak 1,2 juta barel, pesanan yang diminta Pertamina tidak sesuai dengan kesepakatan awal.
Bahkan, ada opsi memasukkan perusahaan itu ke dalam daftar hitam alias black list dalam setiap lelang minyak mentah di Pertamina. "Kami sudah ajukan klaim sedang diperiksa dan di review detail oleh tim legal," ungkap Wianda ke KONTAN, Kamis (29/9).
Seperti diketahui, Glencore menang tender di Pertamina pada Juli lalu, untuk melakukan pengiriman September 2016 sebesar 3,35 juta barel. Dari jumlah itu, sekitar 1,2 juta barel atau dua kargo didatangkan dari Libia. Nah, minyak dari Libia inilah yang bermasalah.
Awalnya Pertamina memesan 70% untuk minyak jenis sarir dan 30% minyak jenis mesla. Tapi, saat pesanan datang malah kebalikannya, 70% mesla dan 30% sarir. "Kami tidak jadi membeli dan ganti penyuplai. Kami tidak bisa memaksakan diri menerima barang apapun yang tidak sesuai spesifikasi kita," terangnya, usai diskusi kinerja Pertamina, Kamis (29/9).
Dengan tidak lagi memakai minyak mentah dari Glencore. Pertamina akan mengadakan tender ulang yang rencananya bisa selesaikan dalam hitungan pekan. Percepatan tender itu dilakukan, lantaran uji coba kilang Balikpapan ini harus dilakukan September ini juga.
Pertamina kini sedang menyiapkan proses tender minggu sebelum kargo itu benar-benar lego jangkar di indonesia. "Kami agaknya memang harus mempercepat ya, dan secara sistem itu ada tender mingguan," terangnya.
Tidak mau seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama, Pertamina akan lebih berhati-hati melihat operator yang menjadi pemenang tender. Salah satunya terkait klausul force major. "Dengan siapa nanti kami akan cek lagi, intinya kita akan melakukan dengan cepat," jelasnya.
Sementara itu, untuk menutupi kerugian akibat dibatalkan kiriman dari Glencore, tentu saja Pertamina harus mempersiapkan rencana cadangan. Wianda bilang, sebagai backup sementara, minyak mentah akan disuplai dari kilang lain.
"Yang pasti, dengan tidak adanya pasokan dari Glencore, kami tentu harus mengadakan suplai untuk mem-backup, saya baru dapat kabar bahwa dapat suplai dari Dumai, Minas, jumlahnya sama dengan yang Glencore," terang Wianda.
Pengamat Energi dari Universitas Gajah Mada sekaligus Mantan Tim Pemberantasan Mafia Migas Fahmi Radhi mengatakan, opsi melakukan black list ke Glencore sudah sangat tepat.
Misalnya, perusahaan tersebut dilarang mengikuti tender yang dilakukan oleh Pertamina. "Atau, Glencore tidak boleh ikut tender empat atau tiga kali sampai perusahaan itu menunjukan komitmen, baru dikasih ikut tender lagi," ungkap dia.
Dia juga mengapresiasi manajemen Pertamina yang bertindak cepat mengembalikan minyak mentah dari Glencore saat kompoisisi tidak sesuai.
"Mengembalikan kargo yang tidak sesuai kualifikasi itu sudah benar. Karena itu merupakan sikap sebagai perusahaan yang memiliki komitmen," ujar Fahmi .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News