Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menentukan harga jual produk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis baru Pertalite berkadar Researce Octane Number (RON) 90 sebagai peralihan penggunaan premium atau RON 88 berkisar Rp 8.000 - Rp 8.300 per liter.
Vice President Fuel Marketing Pertamina, Muhammad Iskandar mengatakan, pihaknya memang belum menetapkan harga Pertalite secara pasti. Namun kisarannya sudah mulai terlihat. Harga tersebut terlihat dari medium range antara harga Premium dan Pertamax.
Diketahui, harga bensin Premium diluar Jawa, Madura dan Bali (Jamali) Rp 7.300 sedangkan di Jamali Rp 7.400 dan untuk harga Pertamax Rp 8.600 per liter. "Kita ambil harga dikisaran tengahnya," jelas dia, usai diskusi Penghapusan BBM Premium, di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Minggu (19/4).
Berbeda dengan bensin Premium yang harganya ditentukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Untuk harganya, Pertalite ditentukan oleh Pertamina sendiri. Iskandar mengklaim, bahwa ketentuan harga keekonomian Pertalite sesuai dengan koordinasi Pertamina dengan Gaikindo dan Asosiasi Produsen Otomotif.
"Yang menentukan harga Pertamina sendiri bukan pemerintah karena ini varian produk sesuai dengan tuntutan requirment dari produsen otomotif," terangnya.
Ia mengklaim, adanya produk Pertalite yang akan di launching bulan Mei ini, bukan untuk menghapus premium. Meskipun rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas untuk segera menghapus RON 88. Hal itu tidak bisa dilakukan lantaran sampai saat ini kemampuan Pertamina hanya bisa menghasilkan RON 88. "Faktanya kita butuh waktu dua tahun untuk mengupgrade kilang, agar bisa menghasilkan RON 92," jelasnya.
Iskandar bilang, launching awal Pertalite akan diluncurkan di Jakarta Pusat. Nantinya, tiap dispenser Stasiun Pengian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah segera diisi dengan produk baru tersebut. "Kita tidak membuat dispenser baru, kita pakai yang lama, biasanya di SPBU kan ada dua dispenser Premium, jadi kita gantikan Pertalite," jelasnya.
Dalam minggu-minggu ini, Pertamina akan mengundang Asosiasi Oengusaha Migas untuk menentukan market pasar penjualan Pertalite. Dia bilang, Margin Pertalite di SPBU akan lebih bagus. "Kita tentukan nanti marginnya, yang jelas kita tidak memaksa pengusaha untuk mengikuti pasar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News