kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.510.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 15.565   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.789   16,39   0,21%
  • KOMPAS100 1.206   -1,84   -0,15%
  • LQ45 954   -7,01   -0,73%
  • ISSI 236   1,17   0,50%
  • IDX30 492   -2,07   -0,42%
  • IDXHIDIV20 588   -4,32   -0,73%
  • IDX80 137   -0,37   -0,27%
  • IDXV30 143   0,88   0,62%
  • IDXQ30 163   -1,25   -0,76%

Pertamina Hulu Energi akuisisi 8 blok migas


Sabtu, 07 April 2012 / 09:49 WIB
Pertamina Hulu Energi akuisisi 8 blok migas
ILUSTRASI. Kendal Industrial Park. KONTAN/Baihaki/20/2/2019


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina (Persero) berencana mengakuisisi delapan blok minyak dan gas di kawasan Asia. Rencana itu akan mereka laksanakan di sepanjang tahun ini.

Presiden Direktur Pertamina Hulu Salis Aprilian mengatakan, seleksi blok yang akan diambilalih oleh Pertamina Hulu dilakukan oleh Direktorat Hulu Pertamina. Selanjutnya, keputusan itu akan dieksekusi oleh Pertamina Hulu. “Mereka yang mencari blok yang akan diakuisisi. Target akuisisi kita memang delapan blok,” kata Salis, Kamis (5/4).

Namun Salis enggan merinci blok mana saja bakal Pertamina Hulu ambil alih. Dia hanya memberi gambaran, blok-blok migas itu antara lain berada di Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam. “Tidak menutup kemungkinan juga ada di wilayah lain,” tambah dia.

Melalui akuisisi itu, Pertamina Hulu jelas ingin meningkatkan produksi minyaknya. Saat ini, produksi minyak Pertamina Hulu sekitar 62.000 barel per hari (bph). Nah, kalau akuisisi itu berjalan lancar, Pertamina Hulu memprediksi akan ada tambahan minyak sebanyak 29.000 bph. “Selain itu, dengan memiliki blok di luar negeri, cadangan yang kita peroleh bisa menjadi cadangan ketahanan energi nasional,” ujar Salis.

Saat ini, Pertamina Hulu sudah mengelola delapan blok yang tersebar di tujuh negara. Pertamina Hulu kini bekerja sama dengan Petronas Carigali dan Petrovietnam Exploration Production Corporation (PVEP) untuk menggarap Blok SK-305 di Sarawak, Malaysia, serta Blok 10 dan Blok 11.1 di Vietnam.

Kemudian, Pertamina Hulu juga memegang saham di Blok VIC, Australia, di Blok 3 di Qatar, di Blok 13 di Sudan, di Blok 13WD di Irak, serta Blok 17-3 dan Blok 123-3 di Libya. Namun, dari seluruh blok itu, baru Blok SK-305 dan Blok VIC yang keluar minyak.

Salis menjelaskan, produksi minyak Blok SK-305 pernah mencapai 6.000 bph pada Juni 2010, kemudian menurun menjadi sekitar 2.000 bph. “Ternyata di blok itu gas lebih dominan,” kata dia.

Saat ini Pertamina Hulu bersama Petronas dan PVEP tengah nego dengan Petroleum Management Unit (Pemerintah Malaysia) untuk mengubah kontrak blok dari kontrak minyak ke gas. “Pada 17 April kita akan membahas lagi masalah ini,” tambah dia.

Pasalnya, jika memakai kontrak minyak, harga gas dari blok hanya dihargai US$ 0,63 per million british thermal unit (mmbtu). Sementara harga gas di Malaysia sudah mencapai US$ 6 per mmbtu.

Pertamina Hulu berharap, dengan perjanjian baru, harga gas bisa naik jadi US$ 5 per mmbtu. “Jika harga gas diperbaiki, kita bisa mengoptimalkan produksi gas hingga mencapai 200 juta kaki kubik per hari,” jelas Salis. Saat ini produksi gas dari SK-305 baru sekitar 22 mmscfd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×