Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
DENPASAR. PT Pertamina (Persero) menginvestasikan dana sekitar US$ 480 juta untuk memproduksi bahan bakar minyak ramah lingkungan untuk pesawat udara atau bio-avtur. Dana ini untuk membiayai tahapan kajian hingga pembangunan kilang.
"Tahun 2016 kami melakukan kajian fit, front-end engineering design (rancangan dasar yang dilakukan setelah penyelesaian studi kelayakan)," kata Manajer Pengembangan Teknologi dan Produk Direktorat Energi Baru dan Terbarukan PT Pertamina, Andianto Hidayat di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu (19/8).
Sedangkan di tahun berikutnya, Pertamina menargetkan membangun konstruksi kilang untuk minyak ramah lingkungan tersebut.
Perusahaan minyak dan gas milik negara ini menargetkan bio avtur bisa diproduksi mencapai sekitar 26 juta liter per tahun, sehingga diharapkan mampu menyuplai kebutuhan pesawat udara yang menggunakan bahan bakar non-fosil.
Bahan bakar yang memanfaatkan minyak sawit tersebut, lanjut Andianto, diprediksi mampu melampaui target dari industri penerbangan nasional yang menargetkan penggunaan bio avtur sekitar 3%.
Saat ini, industri penerbangan Tanah Air belum menggunakan bahan bakar ramah lingkungan tersebut. Padahal Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyebutkan industri penerbangan nasional tumbuh 10% setiap tahunnya.
"Kalau dihitung masih 10 kali lipat dari permintaan tahun 2017. Kalau hanya 3%, masih jauh di bawah rata-rata (konsumsi) dan perlu mencari pasar baru," katanya.
Sementara itu terkait lokasi pembangunan produsen minyak bio avtur itu, Andianto menyebutkan bahwa rencananya pembangunan akan dilakukan didekat suplai bahan baku atau di dekat bandara.
Upaya tersebut, kata dia, diharapkan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan penurunan emisi karbon sebesar 26% hingga tahun 2020 karena salah satu penyumbang emisi karbon adalah industri penerbangan. (Dewa Wiguna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News