kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina kebut pembangunan fasilitas Terminal Lawe-Lawe


Rabu, 06 Oktober 2021 / 15:38 WIB
Pertamina kebut pembangunan fasilitas Terminal Lawe-Lawe
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Pertamina di Jakarta Pusat.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina kini tengah fokus mengembangkan fasilitas Terminal Lawe-Lawe sebagai bagian komitmen pengembangan Proyek Strategis Nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan.

Pengembangan ini ditandai dengan ekspansi pembangunan terminal crude oil di Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara. Tak hanya fokus mengejar pembangunan jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang total 41 km, dua tangki raksasa dengan total kapasitas 2.000.000 barrel nantinya akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.

Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical Pertamina Ifki Sukarya menjelaskan, Terminal Lawe-Lawe berperan sebagai area penerimaan, penyimpanan dan penyaluran minyak mentah ke kilang Pertamina di Balikpapan.

“Dalam proyek RDMP Balikpapan ini kami membangun “Single Point Mooring” (SPM) berkapasitas 320 deadweight tonnage yang berfungsi menerima pasokan minyak mentah dari kapal tanker. Minyak mentah dari SPM akan disimpan di Terminal Lawe-Lawe dan disalurkan ke kilang Pertamina di Balikpapan,” kata Ifki dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (6/10).

Baca Juga: Berkomitmen produksi bioavtur, Pertamina harap ketersediaan bahan baku terjamin

Untuk menunjang proses tersebut, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) unit Balikpapan on track menggarap pembangunan fasilitas pipa darat dan lepas pantai dari SPM ke Terminal Lawe-Lawe dan dari Terminal Lawe-Lawe ke kilang Pertamina Balikpapan.

“Progresnya baik, termasuk untuk jalur pipa 20” onshore dari Penajam Station menuju Kilang Balikpapan yang ditargetkan bisa masuk ke proses penggelaran pipa bulan Oktober 2021”, ungkap Ifki.

Jalur pipa offshore dan onshore sebesar 52” dan 20” dan sepanjang kurang lebih 41 km akan menghubungkan titik-titik penting mulai dari dari SPM, Pantai Tanjung Jumlai, Terminal Lawe-Lawe, Penajam Station dan Kilang Balikpapan.

Semua pipa yang digunakan dalam proyek Lawe Lawe ini sudah buatan dalam negeri baik yang onshore maupun offshore, dan untuk capaian TKDN ditargetkan minimal di angka 30%.

Ifki menambahkan, KPI unit Balikpapan juga membangun dua buah tangki penyimpanan minyak mentah dengan total kapasitas 2.000.000 barrel. Tangki ini menambah kapasitas tangki yang ada saat ini sebesar 5,6 juta barrel sehingga jumlah total kapasitas menjadi sebesar 7,6 juta barrel.

“Tangki-tangki raksasa berkapasitas 2.000.000 barel ini dirancang cermat dengan perbaikan tanah yang menggunakan metode Stone Column serta Dynamic Compaction untuk meningkatkan kestabilan lahan,” jelas Ifki.

Paralel dengan capaian-capaian tersebut, PT KPI Unit Balikpapan tengah  melakukan pembangunan fire water tank dan fasilitas pendukung lain seperti steam and power generation, raw water cooling system, dan fire protection system.

Baca Juga: Pemerintah lakukan ujicoba bioavtur 2,4%, tempuh penerbangan Jakarta-Bandung

"Sejalan dengan mandat Presiden Republik Indonesia terkait percepatan pembangunan kilang untuk menyokong kemandirian energi, melalui RDMP Balikpapan Pertamina targetkan penambahan kapasitas produksi sebanyak 38% dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari," ujar Ifki.

Hingga bulan September 2021, Proyek EPC ISBL OSBL RDMP Balikpapan telah mencapai overall progress 41,55%, diatas target revisi sebesar 40,00%.

Dijelaskan oleh Ifki Sukarya, RDMP Balikpapan yang dikelola oleh PT KPI terdiri dari 2 Fase. “Fase 1 yang ditargetkan rampung tahun 2024 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 360.000 barrel per hari dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V,” tutur Ifki.

Sedangkan fase 2 yang ditarget rampung pada 2026 bertujuan meningkatkan fleksibilitas pasokan minyak mentah serta memproduksi minyak mentah ekonomis yang lebih banyak tersedia di pasaran dengan kandungan sulfur 2%.

Ifki mengakui, pandemi Covid-19 memberikan tantangan tersendiri bagi PT KPI untuk tetap adaptif melanjutkan proyek RDMP Balikpapan secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR).

“Mengingat RDMP Balikpapan merupakan tonggak kemandirian energi, PT KPI terus perkuat koordinasi strategis dengan mitra-mitra proyek. Terlepas dari keterbatasan selama pandemi, kinerja mitra termasuk dalam ekspansi Terminal Lawe-Lawe tetap andal,” jelas Ifki.

Sekedar informasi, dalam proyek RDMP Balikpapan PT KPI menunjuk sejumlah mitra seperti SK Energy Korea, Hyundai Engineering Korea, PT Rekayasa Industri dan PT PP.

"RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek terbesar di Pertamina dengan nilai investasi mencapai US$ 6,5 miliar. Spirit PT KPI dalam mengawal proyek ini tak hanya berorientasi pada profit tetapi juga bentuk integritas PT KPI dalam menjamin ketahanan energi di Indonesia," pungkas Ifki.

Selanjutnya: Kementerian BUMN memastikan Mitratel bakal IPO akhir 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×