Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berinisiatif mengendalikan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di wilayah yang rawan penyelewengan. Caranya adalah dengan menggunakan semacam alat kendali.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Mochammad Harun menjelaskan, proyek ini merupakan uji coba yang akan diberlakukan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. "Harapannya pertengahan Juni bisa mulai," ujar Harun, Kamis (3/5).
Menurut Harun, pemilihan wilayah Kalimantan sebagai lokasi uji coba, karena daerah di Kalimantan paling rawan penyelewengan. Alasan lainnya, jumlah kendaraan di Kalimantan tidak sebanyak di kota-kota besar.
Fungsi alat kendali ini nantinya serupa dengan Radio Frequency Identification (RFID). Alat dipasang pada kendaraan sekaligus SPBU untuk memantau konsumsi.
Dengan pemasangan alat ini, Pertamina sekaligus bisa membaca rata-rata konsumsi normal untuk tiap jenis kendaraan, mulai dari roda dua, roda empat hingga kendaraan berat.
Misalnya, diketahui untuk konsumsi mobil rata-rata dalam sehari setelah pendataan adalah sebanyak 10 liter, "Jika dia sudah konsumsi maksimal, maka tidak bisa isi bensin lagi di SPBU lainnya," terang Harun.
Menurut Harun, yang akan dilakukan PT Pertamina ini terpisah dengan rencana pemerintah untuk memberlakukan kebijakan pengendalian BBM subsidi. Dalam uji coba ini, Pertamina murni menggunakan dana sendiri."Tetapi belum dihitung, karena masih dikaji," tambah Harun.
Mekanisme uji coba ini akan dimatangkan kembali dengan kepolisian dan pemerintah daerah setempat. Harapannya, uji coba bisa berhasil dan bisa diterapkan untuk menekan angka penyelewengan BBM subsidi.
Selain uji coba pembatasan BBM di Kalimantan, upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk menekan konsumsi BBM subsidi adalah dengan membangun SPBU yang hanya menyediakan BBM non subsidi di wilayah-wilayah elite.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News