kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pertamina: Kontribusi Pendapatan dari Sektor Energi Hijau Bisa Melonjak di 2030


Kamis, 15 Desember 2022 / 17:52 WIB
Pertamina: Kontribusi Pendapatan dari Sektor Energi Hijau Bisa Melonjak di 2030
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Pertamina di Jakarta Pusat.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina menargetkan kontribusi bisnis energi hijau akan naik lebih dari dua kali lipat di 2030 mendatang. Sejalan dengan itu, kontribusi pendapatan dari bisnis energi fosil akan menurun.

Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina menjelaskan, Pertamina menargetkan kontribusi pendapatan dari energi hijau akan terus meningkat.

“Jadi pendapatan Pertamina akan bergeser tidak lagi sepenuhnya dari bisnis energi fosil karena sebagian beralih ke bisnis energi hijau,” ujar Emma di acara Hari Jadi Perhumas ke 50 di Jakarta, Kamis (15/12).

Pada materi paparannya, di 2022 komposisi pendapatan dari energi fosil sebanyak 86%, kemudian petrokimia 9%, lalu bisnis energi hijau 5%. Nah, di 2030 komposisinya akan berubah cukup signifikan yakni bisnis energi fosil hanya menjadi 66%, petrokimia 21%, dan energi hijau 13%.

Artinya, pendapatan dari bisnis energi fosil di 2030 akan meningkat lebih dari 2,5 kali lipat jika dibandingkan dengan 2022.

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Peningkatan Cadangan Migas Hingga 10% Lewat EOR

Untuk mendukung bisnis energi hijau, maka belanja modal untuk sektor ini pun juga terus dikerek.

“Belanja modal untuk bisnis energi hijau naik dari yang sebelumnya kurang dari 10% menjadi 14,5%,” katanya.

Melansir materi paparannya, berdasarkan roadmap 2022-2030 strategi investasi Pertamina masih didominasi ke sektor energi fosil di mana alokasi capex sebanyak 43,8%, kemudian diikuti bisnis petrokimia 41,7%, dan sisanya ke bisnis energi hijau 14,5%.

Dari catatan Kontan.co.id sebelumnya, dana capex yang digelontorkan untuk pengembangan energi baru dan energi terbarukan (EBET) setara dengan dengan US$ 11 miliar untuk periode 2022 sampai 2026.

Pertamina memiliki sejumlah proyek hijau dalam roadmap perusahaan. Sejumlah proyek tersebut meliputi panas bumi, hydrogen, EV battery & energy storage system (ESS), Bioenergy,  Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) dan pengembangan energy hydro.

Saat ini Pertamina berfokus melaksanakan studi enam proyek CCS/CCUS. Proyek-proyek ini meliputi studi CCS/CCUS HubsCentral Sumatera, CCS for Coal to DME Plant di Tanjung Enim, CCS/CCUS Hubs Kutai dan Sunda-Asri Basin, CCUS/Enhanced Gas Recovery (EGR) Gundih, CCUS CO2-Enhanced Oil Recovery (EOR) Sukowati dan CCS di Donggi-Matindok Blok (Sulawesi Tengah).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×