kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina mengincar laba bersih US$ 2 miliar pada tahun ini


Kamis, 04 Februari 2021 / 14:29 WIB
Pertamina mengincar laba bersih US$ 2 miliar pada tahun ini
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina menargetkan perolehan laba bersih tahun ini bisa mencapai US$ 2 miliar atau meningkat dua kali lipat dari capaian tahun lalu sebesar US$ 1 miliar.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan penetapan target ini didasari pada proyeksi pertumbuhan permintaan BBM yang diperkirakan sebesar 12% di tahun ini.

"Penjualan ditargetkan naik 12% dari tahun 2020 dan harga minyak pun trennya naik. Dengan demikian laba bersih ditargetkan US$ 2 miliar," kata Nicke, Kamis (4/2).

Nicke melanjutkan, Pertamina menyiapkan investasi mencapai US$ 10,7 miliar. Jumlah ini meningkat dari investasi tahun 2020 yang tercatat sebesar US$ 5,2 miliar.

Adapun, 60% dari total investasi direncanakan akan digunakan untuk sektor hulu migas.

Baca Juga: Pertamina bukukan laba bersih sebesar Rp 14 triliun pada 2020

"Sebagian besar adalah untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas, juga untuk membangun pabrik petrokimia, serta membangun infrastruktur midstream & downstream gas," kata Nicke.

Selain untuk sejumlah kebutuhan tersebut, dana investasi yang disiapkan Pertamina juga bakal dialokasikan untuk pengembangan baterai kendaraan listrik serta green hydrogen dari wilayah kerja panas bumi yang dimiliki Pertamina.

Sekedar informasi, pada tahun lalu Pertamina membukukan laba sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun kendati sempat merugi pada paruh pertama 2020.

Nicke menjelaskan, sepanjang tahun 2020 sejatinya suplai dan demand Pertamina ikut terdampak.

Kendati demikian, Pertamina mengambil kesempatan saat harga minyak dunia turun cukup dalam.

Ketika harga minyak dunia turun drastis pada April-Mei, Pertamina melakukan pembelian minyak dalam jumlah besar dan menyimpan dalam storage.

"Ini juga memberikan dampak sepanjang 2020, walau ada penurunan (penjualan, harga dan depresiasi rupiah) Pertamina masih bisa cetak laba," jelas Nicke.

Selanjutnya: Pertamina optimistis permintaan BBM tahun ini meningkat hingga 12%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×