kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pertamina mulai lirik bisnis Petrokimia


Senin, 12 Maret 2018 / 16:34 WIB
Pertamina mulai lirik bisnis Petrokimia
ILUSTRASI. LAPORAN KINERJA PERTAMINA


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akhirnya melirik bisnis Petrokimia. 

Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik menyebut Pertamina sudah tertinggal dari segi produksi dari perusahaan migas negara tertangga.

Lebih menyedihkan lagi saat ini Pertamina juga tertinggal dari Malaysia karena tidak memiliki kilang petrokimia berkapasitas besar. Padahal Refinery and Petrochemical Integrated Development (RAPID) di Malaysia yang sudah dibangun selama tujuh tahun sudah siap berproduksi pada tahun depan.

Makanya Massa menyebut membangun bisnis Petrokimia saat ini penting bagi BUMN tersebut. Apalagi petrokimia bisa memberikan nilai tambah bagi Pertamina.

"Kita tidak punya value added product, Petrokimia tidak punya, kalau lihat itu sedih," ujar Massa di hadapan karyawan Pertamina yang hadir dalam acara Annual Pertamina Quality (APQ) Awards 2018 pada senin (12/3).

Massa bilang sejauh ini 90% bisnis Pertamina masih bergantung dari penjualan BBM yang harganya ditentukan oleh pergerakan harga minyak mentah dunia. Jika harga minyak mentah naik, maka harga BBM akan naik.

Begitu pula sebaliknya, jika harga minyak mentah turun maka harga BBM juga ikut turun. 

Makanya Massa ingin Pertamina memiliki bisnis Petrokimia. "Behaviour-nya ya komoditas, kalau kita sudah punya petrokimia yang kuat apalagi branded petrochem, yang mana saat ini kita belum punya.  Kita putuskan itu salah satu roadmap yang mau kita launching, janji saya satu tahun," kata Massa.

Sejauh ini Pertamina sedang melakukan studi untuk membangun proyek kilang. Pertamina juga sudah menyelesaikan roadmap pembangunan kilang Petrokimia hingga 2024. Roadmap tersebut bisa selesai pada pekan ini.

"Roadmap-nya kan kami sudah selesaikan minggu ini. Nanti kami akan komunikasikan. Jadi petrochemical itu harus jadi kemauan," jelas Massa.

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko, Gigih Prakoso menambahkan, dengan adanya keinginan untuk membangun proyek Petrokimia, maka investasi Pertamina akan bertambah. 

Sayangnya Gigih belum mau menyebut besaran dana investasi yang akan digunakan Pertamina untuk membangun proyek petrokimia. "Kita lihatlah nantinya,"imbuhnya.

Sejauh ini proyek Petrokimia yang akan dikerjakan oleh Pertamina masuk ke dalam proyek Grass Root Refinery (GRR) di Tuban. Ke depannya Gigih bilang Pertamina juga akan memasukan proyek kilang ke dalam pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP).

"Ada nanti kami pembangunan RDMP kan ada petrochemical-nya, selain itu kami lihat potensi yang ada,"ujar Gigih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×