Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
Dalam catatan Kontan.co.id, Setelah menguasai saham mayoritas Tuban Petro hingga 51%, Pertamina siap mengintegrasikan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban dengan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merupakan anak usaha Tuban Petro.
Dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, efisiensi diharapkan bisa meningkat. Baik dari sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga bisa meraih keuntungan yang maksimal.
Baca Juga: Ada PSBB dan larangan mudik, Pertamina taksir konsumsi BBM harian turun 20%
Nicke menerangkan, saat ini Pertamina sedang mengembangkan kilang di enam lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya yakni GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI, dengan dibangun pipa penghubung sejauh 7 km.
Menurut Nicke, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp 40 triliun-50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sesuai RKAP, kata Nicke, mulai tahun 2020 Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI dari saat ini 46.000 ton menjadi 55.000 ton. Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700.000 ton per tahun.
Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 ktpa, paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
“Pertamina memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi,” tandas Nicke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News