kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina mulai optimalisasi potensi petrokimia


Minggu, 26 April 2020 / 12:36 WIB
Pertamina mulai optimalisasi potensi petrokimia
ILUSTRASI. PT Pertamina (Persero) berencana mengembangkan kawasan TPPI menjadi pusat industri petrokimia yang terintegrasi


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mulai menyasar sejumlah peluang potensial lewat pengembangan petrokimia di tengah bayang-bayang penurunan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat corona.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, upaya pengembangan petrokimia salah satunya terjalin lewat rencana kerjasama dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF).

"Kerjasama ini sedang bersama-sama dijajaki dan dikaji oleh Pertamina dan Kimia Farma melalui studi untuk memformulasikan bahan petrokimia turunan dari industri migas yang bisa menjadi bahan dasar industri farmasi," tutur Fajriyah kepada Kontan.co.id, Jumat (24/4).

Baca Juga: Konsumsi BBM Turun Akibat PSBB & Larangan Mudik

Rencana pengembangan Petrokimia ini sebelumnya disampaikan langsung oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam agenda RDP Virtual bersama Komisi VII DPR RI.

Nicke menilai, kondisi pandemi corona membuat pihaknya memetakan dua peluang bisnis yang dapat bertahan ditengah kondisi bencana. Kedua bisnis tersebut yakni farmasi dan logistik.

"Ada dua industri yang akan terus tumbuh (di tengah situasi bencana) yaitu farmasi dan logistik," ungkap Nicke, pekan lalu.

Kendati demikian, Pertamina belum bisa mengemukakan lebih jauh seputar nilai transaksi kerjasama ini sebab masih dalam proses diskusi kedua belah pihak.

Yang terang, Fajriyah memastikan kesiapan kilang milik Pertamina dalam mengolah petrokimia sebagai bahan kimia dasar penunjang kebutuhan farmasi.

Selain itu, Pertamina juga tidak menutup kemungkinan menjajaki peluang kerjasama lainnya di tengah situasi pandemi ini.

"Ya tidak menutup kemungkinan (peluang kerjasama lainnya). Pertamina kan sekarang sudah mayoritas di TPPI yang memang khusus mengolah petrokimia," jelas Fajriyah.

Dalam catatan Kontan.co.id, Setelah menguasai saham mayoritas Tuban Petro hingga 51%, Pertamina siap mengintegrasikan megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban dengan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang merupakan anak usaha Tuban Petro.

Dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, efisiensi diharapkan bisa meningkat. Baik dari sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga bisa meraih keuntungan yang maksimal.

Baca Juga: Ada PSBB dan larangan mudik, Pertamina taksir konsumsi BBM harian turun 20%

Nicke menerangkan, saat ini Pertamina sedang mengembangkan kilang di enam lokasi, yang pembangunannya diintegrasikan dengan pembangunan pabrik petrokimia. Salah satunya yakni GRR Tuban yang nantinya akan diintegrasikan dengan TPPI, dengan dibangun pipa penghubung sejauh 7 km.

Menurut Nicke, peluang pasar bisnis petrokimia saat ini sekitar Rp 40 triliun-50 triliun per tahun. Selain itu bisnis petrokimia juga mempunyai margin lebih tinggi dibanding Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sesuai RKAP, kata Nicke, mulai tahun 2020 Pertamina akan melakukan peningkatan produksi aromatik kilang TPPI dari saat ini 46.000 ton menjadi 55.000 ton. Dalam jangka panjang, Pertamina juga akan membangun Olefin Center, sehingga nantinya TPPI akan memproduksi petrokimia sebesar 700.000 ton per tahun.

Pada saat yang sama, megaproyek GRR Tuban nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.205 ktpa, paraxylene 1.317 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.

“Pertamina memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meningkatkan daya saing industri petrokimia nasional. Pertamina siap untuk mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia melalui pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi,” tandas Nicke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×